Guru Jepang Puji Anak Aceh

Banda Aceh – Ketua Rombongan Development Education Study For Japanese School Teacher (DEST), Ogasawara Jun memberikan apresiasi terhadap anak-anak Aceh yang meski pernah diterjang tsunami, namun tetap terlihat bahagia.

Hal tersebut disampaikannya usai para rombongan dari Jepang, memperlihatkan seni yang mereka punya seperti nyanyi dan lainnya di ruang aula Sultan Selim II, Rabu, (26/12/2012). Ia mengatakan Aceh dan Jepang sama-sama sudah pernah mengalami bencana tsunami meski dalam waktu yang berbeda.

“Di Aceh dulunya terjadi tsunami pada tahun 2004. Kami ingin melihat perkembangan anak-anak Aceh selama kurun waktu delapan tahun untuk kami amati dan nantinya akan kami bawa ke jepang hasilnya,” ujar guru di SMA Miyako ini.

Selain mengamati reaksi anak-anak Aceh usai tsunami, ia bersama tujuh guru lainnya juga mengamati persiapan bencana yang dilakukan oleh Aceh, seperti tanaman bakau manggrove yang bisa menahan air tsunami, Tsunami Tower dan Evacuation building juga sebagai jalan untuk mengurangi dampak bencana.

“Kami tidak mengharapkan apa-apa dari Aceh, malahan selama berada di Aceh beberapa hari ini kami mendapatkan pelajaran yang sangat luar biasa dimana anak-anak Aceh meski sudah pernah ditimpa bencana yang sangat dahsyat, namun mereka tetap tersenyum, tetap bisa membagi kasih dan sebagainya. Dan ini yang akan kita bawa ke Jepang nantinya,” jelas Ogasawara.

DEST adalah para rombongan guru dari Jepang yang berasal dari daerah yang pernah dilanda tsunami 2011 lalu, yang terbagi dalam tiga provinsi, Yamagatsu, Image, dan Iwate. Delapan guru yang dikirimkan ke Aceh merupakan perwakilan dari tiga provinsi tersebut dan mengamati bagaimana perkembangan Aceh khususnya tentang pendidikan untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.

Selama lima hari mereka terus meneliti bagaimana anak-anak Aceh. “Tadi pagi (kemarin) kami juga pergi ke Krueng Raya untuk memperingati tsunami delapam tahun silam hingga siang hari,” jelasnya.

Dalam acara sore kemarin, para guru-guru yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini menunjukkan kemampuan mereka dengan bernyanyi bersama sambil menggunakan peci dan sarung untuk laki-laki serta jilbab untuk perempuan. Sorak saorai penonton pun membuat suasana di aula tersebut menjadi riuh. Acara tersebut ditutup usai mereka menyanyikan lagu Heaving Rotation yang dipamerkan JKT 48 sambil melakukan koreografi layaknya para girl band dan foto bersama.

Reporter : Akang Rayful