Gedung Baru Fakultas Adab, Gelontorkan Rp 15 M

Gedung Baru UIN Ar-Raniry tak dirasa cukup oleh mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Pasalnya selama beberapa tahun kedepan, sebagian mahasiswa fakultas itu harus pasrah mengikuti proses belajar di musesm kampus setempat. Hal itu dikarenakan terbatasnya ruang belajar bagi mahasiswa di fakultas tersebut.120px-Ar-raniry_logo

Menyelesaikan masalah yang sudah terjadi sejak 2012 lalu itu, pihak kampus kini mulai melakukan pembangunan ruang kelas baru pada fakultas itu. tak tanggung-tanggung, dana Rp 15 M siap digelontorkan untuk pembangunan gedung baru ini.

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Misri A. Muchsin kepada sumberpost mengatakan, gedung baru yang dibangun di belakang gedung fakultas adab ini ditargetkan rampung dua tahun lagi.

Sementara itu, gedung baru fakultas ini rencananya akan berbentuk lingkaran dengan bentuk yang tidak jauh berbeda dari gedung-gedung sebelumnya. “Akan mengadobsi  motif bangunan perpaduan antara Arab, Spayol dan Aceh,” jelasnya.

Soal mutu bangunan baru yang sedang dikerjakan ini, Misri tidak bisa menjamin penuh. “Kerja dalam keadaan hujan seperti ini, bisa dibayangkan sendiri, bagaimana kerja diburu hantu. Semoga saja hasilnya bagus,” harapnya.

Hingga kini pihak dekanat masih menggunakan 10 ruang yang ada di Museum kampus tersebut sebagai ruang kuliah. “Ruang kuliah baru ini nantinya diharapkan lebih berkulitas, setara seperti uang yang telah di keluakan dalam menyelesiakan pembangunan ini,” harap  Misri.

Salah seorang mahasiswa fakultas itu, Muhammad Qafrawi Al Qausari mengatakan selain “Menumpang” di Museum, mahasiswa juga dihadapkan dengan mahasiswa yang melebihi kapasitas ruangan dalam satu kelas.

“Ada juga kelas yang kekurangan kursi. Jadi agak sedikit terganggu saat ada mahasiswa yang lain monda-mandir ambil kursi ketika proses belajar mengajar,” kata Dia.

Ia juga berharap agar pembangunan gedung baru ini bisa memberikan motovasi tersendiri bagi mahasiswa. “Semoga dengan pembangunan gedung baru ini, mahasiswa dapat lebih leluasa dalam mengikuti proses belajar mengajar,” harapnya. [Fajarika, Muhammad Ayub]