Mantan Ketua MPU Aceh Besar Tanggapi Kasus Rosnida

Sumberpost.com | Banda Aceh – Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar, Fakhruddin Lammuddin, angkat bicara terkait dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Rosnida Sari, yang membawa mahasiswanya belajar ke salah satu gereja di Banda Aceh.

Rosnida Sari, pengajar matakuliah Studi Gender Dalam Perspektif Islam, menjadi topik hangat yang diperbincangkan masyarakat belakangan ini. Pro-kontra pun berdatangan dari berbagai pihak, sejak tulisan dimuat, senin (05/10) kemarin, dimedia Australia.

Informasi dari mahasiswa jurusan Pengambangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi, kegiatan belajar ke gereja ini, tidak termasuk dalam silabus matakuliah mereka.

Selain itu, lanjut Fakhruddin, salah satu misi utama dakwah yaitu mengajak orang lain termasuk non muslim untuk masuk kedalam Islam. “Sekarang kenapa justru mesti kita yang harus datang ke gereja? Matakuliah studi gender dalam perspektif Islam, tidak ada hubungannya dengan agama lain, terkecuali  ada kaitannya seperti matakuliah Perbandingan Agama, hal tersebut masih berkesinambungan,” kata Fakhruddin kepada sumberpost.com., Rabu (7/1)

Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry ini menambahkan, masalah seperti itu bisa saja merubah pola pikir mahasiswa dan merusak aqidah seseorang. “Seharusnya kita mengajak mereka masuk ke mesjid, ini kenapa harus kita yang malah masuk ke sana. Siapa yang bisa menjamin bahwa mahasiswa yang datang kesana hanya untuk sebatas menambah wawasan”.

Sementara itu, Salah seorang dosen Fakultas Ushuluddin Mawardi, mengatakan sebelum mahasiswa melakukan praktikum, mereka harus melalui tahapan terlebih dahulu, yakni pemantapan akidah keagamaan. “Jika sudah melalui proses itu, maka kita berani untuk membawa mereka ke tempat peribadatan agama lain,” jelas Mawardi.

“Kalau memang melakukan hal yang demikian, seharusnya pihak dosen tersebut harus melakukan prosedur yang ada, seperti membuat surat kepada jurusan dan pihak akademik,” tambahnya.

Zuhri noviandi