Ketertarikan Studi Islam di Barat Melewati Beberapa Fase

Sumberpost.com | Banda Aceh – “Mari melakukan diskusi ini secara kritis”, tutur Direktur Netherlands Interuniversity School for Islamic Studies, Leon Buskens, saat membuka Diskusi Publik : Membincangkan Studi Islam di Barat, Sabtu (17/01). Di ruang Seminar Pasca Sarjana UIN Ar- Raniry.

SAM_1127

Dalam diskusi itu, Leon menjelaskan mengenai Islam dan budaya muslim di Belanda. Ia mengatakan ketertarikan bahasa arab dimulai dari masa renaissance, yaitu masa kebangkitan budaya klasik dan Romawi dalam kehidupan masyarakat barat.

Menurutnya, hubungan Islam di dunia selalu berbentuk konfrontasi. Ada beberapa fase ketertarikan studi Islam di Belanda. Fase pertama muncul di Universitas Leiden, banyak orang kristen yang berniat untuk memahami kitab suci mereka sehingga mengharuskan untuk mempelajari bahasa arab dan literatur-literaturnya. Fase kedua muncul di Universitas Utrecht yang lebih objektif dalam melihat Islam, sedangkan fase ketiga lebih ditunggangi oleh kepentingan politik yang bertujuan untuk memimpin masyarakat Islam di masa jajahan.

Tambah Ia, Snouck Hurgronje merupakan orang pertama yang meletakkan fondasi studi Islam di Belanda dan Eropa. Fase terakhir menurut Leon agak kurang berguna karena hanya fokus kepada literatur, sejarah dan bahasa.

“Sebagai sarjana kita melakukan studi, mengajar, dan mencoba melakukan sesuatu yang berguna. Belajar bukan hanya karena suka kepada ilmu pengetahuan tapi juga memberi pelayanan terhadap masyarakat,” kata Leon.

Dalam diskusi itu turut hadir Yusni Saby, alumni Islamic Studies Temple University USA, Amirul hadi alumnus Islamic Studies McGill University Kanada, dan alumni Religious Studies Harvard University USA, Asna Husen.

Elsa Isnanda | Foto : Abdul hadi firsawan