Perjalanan Panjang ; Kronologis Pelantikan SEMA-DEMA FDK

Sumberpost.com | Banda Aceh – Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry, akhirnya di lantik Dekan FDK A. Rani Usman. Pelantikan berlangsung di halaman fakultas tersebut, Sabtu (14/3/2015).

Adalah Fauzan dan Zatul Muna, masing-masing ketua dan sekretaris SEMA FDK serta Ridwan dan Shahibul Izar sebagai ketua dan sekretaris DEMA FDK periode 2015-2016 resmi menjalankan dua lembaga itu.

“Dengan amanah yang telah dipercayakan, SEMA FDK berusaha semaksimal mungkin mengawasi dan membantu lembaga-lembaga eksekutif mahasiswa di lingkungan FDK dalam rangka mewujudkan mahasiswa yang sesuai dengan visi misi FDK,” kata Fauzan.

Ia juga berharap DEMA FDK selaku lembaga eksekutif tertinggi ditingkat Fakultas, agar teliti dan amanah dalam mengembangkan potensi-potensi mahasiswa FDK yang nantinya dapat membanggakan fakultas, universitas dan bangsa Indonesia.

Perjalanan pemerintah di tingkat fakultas ini sebelumnya tak berjalan mulus. Beberapa kali kisruh perebutan pimpinan terjadi sejak awal 2014 lalu. Muhammad Fajri dan Redha Rahmatillah adalah dua pesaing sebelum dibubarkan oleh pihak fakultas.

Pihak DEMA FDK harus menggelar beberapa kali Musyawarah Besar (Mubes) dalam menetapkan ketua DEMA yang di setujui semua masyarakat FDK.

Mubes pertama pemilihan ketua DEMA FDK dilakukan pada Selasa, (25/3/2014). Hari itu Mubes berjalan lancar tanpa perseteruan berarti. Muhammad Fajri, terpilih sebagai ketua DEMA FDK hari itu.

Namun, pada Rabu (2/4/2014), berdasarkan tulisan yang di muat blog mohdfajrii.blogspot.com mengatakan Wakil Dekan III Baharuddin mengirim pesan singkat ke Muhammad Fajri. Dalam pesannya, Baharuddin mengatakan bakal mengadakan Mubes ulang karena pada Mubes sebelumnya terdapat kelebihan suara.

Tanpa melalui prosedur yang jelas, Mubes kembali di gelar pada Sabtu (5/3/2014). Namun, Muhammad Fajri tidak hadir pada Mubes itu. Usut punya usut, ternyata Muhammad Fajri tidak mendapat pemberitahuan mengenai di adakannya Mubes baru.

Kendatipun, Komisi Independen Pemilihan (KIP) FDK telah menyebarkan pemberitahuan melalui pesan singkat (sms) pada Jumat (4/4/2014). Berikut beberapa kesalahan pemilihan ulang berdasarkan tulisan yang di muat blog mohdfajrii.blogspot.com :

  1. KIP tidak pernah mengajak pihak HMJ, calon kandidat, panitia dan peserta delegasi untuk berembuk ketika mengadakan pemilihan ulang.
  2. Wakil Dekan III terkesan memihak sebelah. Wakil Dekan III harusnya membimbing bukan seenaknya saja ikut campur dalam setiap permasalahan mahasiswa.
  3. Pada pemilihan kedua, Wakil Dekan III FDK Baharuddin hadir seorang diri. Bahar juga tidak memperbolehkan mahasiswa yang tidak mempunyai kaitan dengan pemilihan, masuk dalam ruangan Aula FDK.
  4. Pada pemilihan kedua, KIP meminta kepada setiap HMJ yang berada di lingkungan FDK untuk mengirimkan delegasinya. Permintaan untuk mengirimkan delegasi oleh KIP sendiri tanpa adanya surat sebagaimana resminya. Namun, hanya HMJ PMI yang menghadiri pemilihan tersebut. Sedangkan HMJ BKI, DMD dan KPI tidak hadir.
  5. Beberapa peserta delegasi (bukan utusan HMJ), yang menghadiri Mubes kedua, mengaku terkejut dan bertanya kenapa ada mubes lagi. Para delegasi yang hadir namun tidka mempunyai rekom dari HMJ masing-masing itu mengaku dipaksa masuk ke ruang Aula FDK untuk proses pemilihan.

Kejadian ganjil juga sempat mewarnai saat pembahasan Pedoman Organisasi Mahasiswa (POM) pada Rabu (16/4/2014) yang di hadiri dekan serta tiga wakilnya beserta beberapa dosen dan mahasiswa FDK. Ketika itu, Wakil Dekan III Baharuddin terlihat keluar masuk ruangan tanpa alasan yang jelas.

Masih menurut tulisan yang di muat blog mohdfajrii.blogspot.com, Bahar bahkan mengirim pesan singkat berupa ancaman kepada Muhammad Fajri. Bahar juga mengaku sebagai kombatan Gerakan Aceh Merdeka.

Sementara berlanjutnya dinamika politik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, pihak Senat Mahasiswa FDK ‘melancarkan’ pelantikan atas ketua Dewan Mahasiswa, Muhammad Fajri yang terpilih pada 25 Maret 2014 lalu. Pelantikan berlangsung Selasa (29/4/2014).

Namun, beberapa kejadian panas terjadi pada Senin (28/4/2014), sehari sebelum hari pelantikan tiba. Pertama, sempat terjadi adu mulut oleh Wakil Dekan III Baharuddin dengan Ketua Senat Mahasiswa, Dofa Muhammad Aliza dan ketua HMJ MD Rahmad Nazar.

Kejadian kedua, teratak yang sudah di pasang sehari sebelum pelantikan ketua DEMA oleh panitia, di suruh bongkar pihak dekanat, dengan iming-iming akan di berikan uang ganti rugi. Namun, pihak SEMA-DEMA FDK tetap menggelar pelantikan sesuai rencana.

Meski demikian, permasalahan belum kunjung selesai. Bagaimana tidak, Jumat (2/5/2014) di Aula FDK, Dekan membacakan Surat Keputusan dengan NO : Un.07/DD/PP.00.9/1809/2014. Yang isinya:

  1. Membatalkan hasil pemilihan ketua dewan eksekutif mahasiswa yang pertama pada tanggal 25 Maret 2014 dan yang kedua pada tanggal 02 April 2014.
  2. Menon-aktifkan lembaga kemahasiswaan di tingkat Himpunan Jurusan, MPMF/SEMA-F di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry.
  3. Mengaktifkan kembali Lembaga Mahasiswa di tingkat Himpunan Jurusan, SEMA-F, dan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi sesuai dengan POM (Pedoman Organisasi Mahasiswa) yang telah di sahkan oleh Rektor UIN Ar-Raniry pada tanggal 31 Desember 2013.
  4. Apabila Surat Keputusan ini tidak di patuhi, maka, akan di berikan sanksi sesuai dengan Tata Tertib Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI No. Dj. 1/255/2007.

Setelah tahun berganti, ketika mahasiswa tidak lagi mempermasalahkan pengalaman pahit Maret-April 2014. Pemilihan Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi di gelar kembali.

Ketika itu terdapat dua calon, yaitu mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam FDK, Ridwan, dan mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, Fauzul Mustakim. Pemilihan yang berlangsung di ruang teater fakultas tersebut kembali berjalan tanpa gangguan.

Ridwan akhirnya di nobatkan sebagai ketua DEMA FDK setelah memperoleh 11 suara dalam Mubes itu, Senin (17/1/2015). Sedangkan Fauzul hanya memperoleh dua suara. Tetapi, dua calon Mubes 2014 lalu, Muhammad Fajri dan Redha Rahmatillah tidak lagi mencalonkan diri.

Sebenarnya, sempat terjadi keributan setelah mahasiswa dari Jurusan Manajemen Dakwah dan  Jurusan Bimbingan Konseling Islam memilih walk out dari proses pemilihan. Namun hal tersebut tidak mengganggu proses pemilihan yang sedang berlangsung. []

Abdul hadi firsawan