43 Santri Madrasah Diniyah al Mahabbah di Wisuda

Sumberpost.com | Banda Aceh – Madrasah Diniyah al Mahabbah mewisudakan 43 santri yang telah menyelesaikan kurikulum belajar pada tingkat awwaliyah, wustha, dan ‘ulya. Kegiatan tersebut digelar di mesjid jami’ al Mahabbah Desa Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (19/5/2015) malam.

Madrasah Diniyah tersebut, pada 2014 lalu ditetapkan sebagai madrasah diniyah unggul, dari total 25 madrasah diniyah unggul di seluruh Indonesia. Madrasah Diniyah Al Mahabbah didirikan pada tahun 1992, sedangkan tahun ini, madrasah tersebut mewisudakan santri angkatan ke 21.

Ribuan masyarakat setempat hadir meramaikan kegiatan itu, mulai dari orang tua, hingga anak kecil. Berbagai penampilan dan lomba juga ikut memeriahkan acara. Diantaranya tarian Aceh, pidato bahasa arab, dan drama.

Hingga larut malam, masyarakat masih memadati masjid jami’ Lamnga untuk melihat anak maupun saudaranya menjalani proses wisuda dan mendengar pengumuman pemenang lomba yang diselenggarakan sebelum malam puncak tiba. Tidak kurang dari sepuluh jenis lomba yang diperlombakan, diantaranya pidato bahasa inggris, pidato bahasa arab, pidato bahasa indonesia, sari tilawah, dan cepat tepat .

Kepala Madrasah Diniyah al Mahabbah, Iswandi Mahmud mengatakan, beberapa santri ‘ulya yang telah lulus akan dijadikan sebagai tenaga pengajar di lembaga tersebut. Selama ini, lanjutnya, 99 persen tenaga pengajar ditempat itu ialah alumni dari Madrasah Diniyah al Mahabbah.

Sementara itu, Iswandi berharap kepada pemerintah untuk membantu dana operasional Madrasah Diniyah al Mahabbah. Sebelum tsunami, ujarnya, madrasah itu mempunyai beberapa fasilitas yang bisa mengurangi pengeluaran kas, namun fasilitas tersebut sudah dibawa tsunami.

“Baju wisuda sekarang harus sewa, tapi uang kami tidak ada. Dulu, baju wisuda dan alat rebana kami punya, tapi sudah di bawa tsunami semua,” ujarnya Selasa dinihari.

Selain itu, pihaknya akan membuka pendaftaran bagi santri baru yang dibuka mulai 1 sampai 7 Juni 2015. Calon santri madrasah, harus mampu membaca al quran sebagai syarat utama. “Kalau belum bisa membaca al quran, akan kita masukkan dulu ke kelas TPA selama satu tahun,” tuturnya. Program TPA, diadakan sebagai solusi bagi anak yang belum bisa membaca al quran.

Ia berharap kepada santri yang telah lulus agar bisa mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh dari proses belajar dan membantu penerapan syariat Islam di Aceh.

Sementara Kepala Camat Mesjid Raya, Adnan berharap agar orang tua santri tidak marah apabila proses belajar mengajar sedikit keras. Hal itu dikatakan Adnan bukan untuk mencederai santri, tapi untuk menciptakan murid yang berkualitas.

“Itu bukan semata-mata untuk mencederai murid. Mari sama-sama kita mengontrol murid-murid ini,” ucap Adnan. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap madrasah diniyah di desa itu sebagai pendidikan dasar yang khusus mengajar bidang agama. []

Abd Hadi F