Revolusi Bank Aceh Menjadi Bank Rakyat Aceh

Dari Bank Pembangunan Daerah Aceh, berganti nama menjadi Bank Aceh, dan akhirnya bank daerah ini hampir benar-benar berevolusi menjadi “Bank Rakyat Aceh”.

Hal ini tentunya tidak lepas dari perjuangan panjang. Setelah usulan dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh mengenai Qanun tentang Konversi Bank Aceh konvensional ke Bank Aceh Syariah ditambah desakan dari berbagai kalangan, Bank Aceh akhirnya disetujui akan memakai sistem syariah.

Pemegang bangku direksi Bank Aceh telah memilih untuk mengkonversi Bank Aceh yang selama ini memakai sistem konvensional menjadi sistem syariah. Pada dasarnya, petinggi Bank Aceh mempunyai dua pilihan untuk membentuk Bank Aceh Syariah, yaitu Konversi dan Spin Off.

Apabila di Konversi, tidak ada lagi Bank Aceh yang memakai sistem konvensional, karena telah diubah secara keseluruhan, apabila di Spin Off, maka tetap ada dua unit Bank Aceh, yaitu yang memakai sistem konvensional dan syariah.

Awalnya, direksi Bank Aceh akan melakukan Spin Off, karena, Usulan konveri dianggap belum bisa dilakukan mengingat proses yang sangat panjang untuk kesiapan bagi Bank Aceh sendiri.

Musibah kebakaran yang melahap habis kantor Bank Aceh pusat beberapa waktu lalu nampaknya juga memberikan hikmah. Pemerintah Aceh, dalam hal ini Gubernur Aceh, telah menerima usulan konversi tersebut. Dan ini menjadi kado istimewa untuk rakyat Aceh.

Dibalik musibah, ternyata membawa Hikmah. Tapi kita berharap semua berkas data-data tersebut tak hilang bak ditelan lautan, agar ini benar-benar menjadi sebuah pelajaran dan hikmah.

Harapan kita bersama untuk salah satu aset terbesar daerah ini, supaya Pemerintah Aceh yang menjadi tanggung jawab terhadap pembangunan daerah Aceh memperbaiki pelayanan kepada publik.

Tidak hanya itu, pelayanan ini harus berada pada tingkat pertama, dibanding bank-bank nasional/swasta apalagi yang sifatnya konvesional, lainnya agar tak ada lagi nasabah yang menendang ATM karena macet (Peristiwa yang dilihat langsung oleh Penulis).

Karena menurut penulis, walaupun aset yang berlimpah tapi pencitraan perusahaan melalui pelayanan publik ini tetap harus menjadi prioritas utama dalam agenda revolusi menuju “Bank Rakyat Aceh” ini.

Jadi, kehadiran Bank Aceh Syariah harusnya menjadi hikmah bagi kita semua. Disamping itu, Bank Aceh tetap harus melakukan perbaikan ke arah yang lebih bagus, agar tak menghasilkan opini negatif di masyarakat.

Penulis bernama M. Reza Fahlevi, Sekretaris Jendral Senat Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Bisa dihubungi melalui Email : mahmed.ibnun@gmail.com atau Twitter : @mrezafahlevi84.