Lima Hal Penghilang Pahala Puasa

Ramadhan, bulan istimewa bagi umat Muhammad. Di bulan ini, bila  mengerjakan ibadah sunnah, akan dibalas pahalanya sebagaimana mengerjakan ibadah wajib. Dan bila mengerjakan ibadah-ibadah wajib, kebaikannya akan dilipatgandakan tujuh ratus kali lipat dari kebaikan saat dikerjakan pada bulan-bulan biasa.

Sekiranya diketahui kelebihan Ramadan, sungguh  akan diinginkan oleh semua orang agar bulan-bulan lain juga sama seperti bulan Ramadan. Sesuai dengan sabda nabi, “Seandainya ummatku mengetahui kelebihan bulan Ramadhan maka ia akan mencita-citakan semua bulan (11 bulan lain) seperti bulan Ramadhan”.

Ramadan adalah momen untuk bertaubat, Nabi bersabda, ada tiga golongan orang yang akan celaka. Golongan pertama, mereka yang tidak bersalawat ketika mendengar nama beliau. Golongan kedua, mereka yang melakukan sesuatu tanpa ridha orang tua dan golongan ketiga adalah mereka yang tidak mau bertaubat di bulan Ramadan.

Golongan ketiga yang dinyatakan celaka dalam hadis di atas yaitu orang-orang yang tidak menjadikan Ramadan momen untuk bertaubat, kembali ke siratal mustaqim (jalan yang lurus). Hadis ini adalah bentuk peringatan agar manusia benar-benar memanfaatkan Ramadan untuk memohon ampun, memperbaiki diri serta memperbanyak pundi amal kebaikan.

Maka yang diharapkan apabila Ramadan telah berakhir, akan terformat insan-insan suci nan senantiasa memelihara ketakwaan. Karena pada Ramadan terdapat segembleng pendidikan untuk memformat manusia agar semangat menghambakan diri kepada pencipta kembali bergelora.

Semua amalan kebaikan di bulan Ramadan akan di balas dengan berlipat ganda pahalanya. Memagari tiap-tiap amalan ketika puasa perlu dilakukan, agar amal yang sudah diperoleh tidak menjadi sia-sia atau hilang karena sebuah perbuatan yang melanggar.

Hal-hal yang dapat menghilangkan pahala Ramadan diantaranya, pertama ialah dusta/berbohong, dusta merupakan berkata-kata yang tidak sesuai kebenaran.

Kedua gosip atau mengupat, ialah membicarakan sesuatu tentang orang lain, misalnya aib. Juga dikatakan menggosip bila sekedar memelototi siaran-siaran di televisi, media cetak dan lainnya yang bernuansa gosip. Sekalipun posisi ia sebagai penikmat kabar-kabari itu.

Ketiga adu domba, adalah pekerjaan yang menghasilkan dua atau beberapa orang atau kubu saling mencurigai, ujung-ujungnya membawaki kepada permusuhan, pembunuhan dan sebagainya.

Diriwayatkan, dulu ada seorang budak yang mengadu domba majikan dengan istrinya. Suatu hari si budak berkata pada istri majikan, “hai tidakkah engkau tahu suamimu diluar sana selingkuh.” Si istri menerima mentah-mentah berita itu tanpa cek and ricek. Menanggapinya, dia minta solusi pada budak. Budak memberi solusi dengan memberikan suaminya obat. Obatnya yaitu memasukkan 3 helai jenggot suamimu kedalam air minumnya. Budak menyarankan agar  mengambil jenggot suaminya ketika ia sedang tertidur agar ia tidak tau.

Budak kemudian mendatangi majikannya, tuturnya, “tidakkah engkau tau bahwa istrimu bersama dengan laki-laki lain ketika engkau keluar rumah.” Majikan terpengaruh dengan berita ini. Dia juga diingatkan si budak bahwa nanti malam istrinya akan membunuhnya ketika tidur, dikatakan sudah bosan dengannya.

Malamnya ketika tidur, majikan hanya pura-pura tertidur karena menyangka istrinya akan  membunuhnya ketika itu (sesuai dengan berita budak). Tiba ketika istri mendekatinya, ia langsung bangun dan merebut pisau dari tangan istrinya lalu menusuknya hingga tewas. Niat mencukur jenggot, ujungnya membawa ia kepada kematian. Ini dampak dari adu domba.

Keempat yaitu sumpah palsu, dan kelima memandang dengan syahwat. Semoga puasa kita tidak sia-sia. Amiin.

 Oleh : Muhammad Ghafar