Kondisi Raka, Balita Penderita Hidrosefalus

Sumberpost.com | Banda Aceh – Kondisi penderita hidrosefalus asal Sabang, Raka Pratama kian parah. Ubun-ubun kepalanya bertambah besar, kontras dengan badannya yang semakin menampakkan tulang. Di wajahnya dipasang dua selang, di hidung dan mulut.

Sudah seminggu balita tiga bulan ini dirawat di Serune 1 kamar 6 Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh. Raka terkulai lemas diatas kasurnya, matanya selalu terbuka saat ia terjaga maupun tidur. Kesehatannya juga terus menurun, begitu juga heogoblinnya turun sampai dibawah batas normal. Membuat Raka butuh transfusi darah.

Dikatakan Karmila, ibu dari Raka, anaknya terkena hidrosefalus dari virus kucing. Raka sudah terdeteksi terkena hidrosefalus sejak dalam kandungan. Saat usia kandungan Raka delapan bulan, ia merujuk ke Rumah Sakit Meuraxa, Banda Aceh untuk menjalani pengobatan. Namun dari rumah sakit tersebut, Karmila diminta untuk melahirkan Raka secara normal oleh dokter dan kembali lagi ke Sabang.

Raka ialah anak kedua Karmila, setelah putra pertamanya Firmansyah Pratama (4). Pada Senin, 14 September 2015, operasi kelahiran Raka dilakukan di Sabang. Esoknya, Selasa, Karmila langsung berangkat menuju Banda Aceh untuk menjalani perawatan di RSUZA.

“Raka baru dioperasi pertama kali pada hari kelima lahir. Kepalanya memang sudah besar, tapi abes operasi sudah mengecil,” kata Karmila kepada sumberpost.com, Rabu (9/12/2015).

Raka dirawat di RSUZA selama 15 hari. Setelah itu ia pulang ke Sabang. Namun baru seminggu pulang ke rumah, Raka kembali menjalani perawatan di RSUZA. Kepalanya kembali membesar karena infeksi.

Hingga saat ini, ia sudah empat kali keluar masuk RSUZA. Pada akhir November, Raka kembali sakit. Kepalanya membesar disertai kejang-kejang. Kesehatannya juga terus menurun. Sehingga ia kembali dibawa ke RSUZA. Saat ini, Raka bersama Karmila dan Admina, ibu Karmila di RSUZA.

Biaya yang dihabiskan juga tak sedikit. Karmila hanya seorang ibu rumah tangga. Di Sabang, ia mengurus kebun keluarga. Sementara suami Karmila, Supra Yogi bekerja di bengkel di Pekanbaru.

Biaya yang dihabiskan selama di Banda Aceh dan pengobatan Raka Pratama termasuk berat untuk ukuran kantongnya. Walikota serta Dinas Sosial Sabang juga belum memberikan bantuan dana apapun kepada Raka. Meski Karmila sudah memberitahu kondisi anaknya. Ia pernah menerima bantuan dana pribadi dari pegawai Dinas Sosial dan Baitul Mal Sabang.

Sementara itu, Childern Cancer Care Community (C-Four) juga memberikan bantuan dana kepada Karmila untuk meringankan bebannya selama di rumah sakit.

Ketua C-Four, Ratna mengatakan, siap menampung Raka di rumah singgah milik komunitas tersebut apabila Karmila membutuhkan tempat tinggal di Banda Aceh. Meski Raka bukan penderita kanker, C-Four tetap akan membantunya. []

Abd Hadi F