Tanda Tangan PD I Al Washliyah di Ijazah Disangsikan

Sumberpost.com | Banda Aceh – Belasan Mahasiswa yang tergabung dalam Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Al-Washliyah, menggelar aksi menuntut keabsahan ijazah dan status izin menjabat Pembantu Dekan I Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al Washliyah, Selasa (15/12/2015) di depan kampus tersebut.

Mahasiswa menuntut keabsahan ijazah yang ditandatangani oleh Pembantu Dekan (PD) I STKIP Al Washliyah Yusra Jamali, sedangkan ia berstatus sebagai pengajar tetap di STAIN Abdarurrahman Sidik, Bangka Belitung, dan sedang dalam proses pendidikan S3 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jakarta.

Baca : Ketua Al Washliyah: PD I Tidak Bermasalah

Dalam aksi tersebut, mahasiswa membawakan sejumlah umbul-umbul bertuliskan, “Ijazah Adalah Masa Depan Kami”, “Kami Tidak Mau Ijazah Palsu”, dan “Mahasiswa Miskin Bukan Mahasiswa Yang di Bodohi”.

“Kamo ureung miskin, ureung tuha kamo ceumatok (Kami orang miskin, orang tua kami bertani). Bagaimana jika status Ijazah kami seperti ini,” teriak salah sorang mahasiswa saat orasi.

Ketua PEMA Al-Washliyah, Hardani mengatakan, mereka menuntut keabsahan ijazah, karena yang menandatangani ijazah tersebut adalah dosen tetap di Stain Abdurrahman Sidiq Bangka Belitung.

“Dia menetap di sana dan juga sedang dalam proses belajar,” ujar Hardani.

Sedangkan dalam UU Mentri Pendidikan, orang yang dalam belajar itu di non-aktifkan dari jabatan konfesional. “Tapi lihat kami hari ini, orang non-aktif bagaimana bisa menandatangi ijazah. Bagaimana keabsahannya. Cuma itu yang kami tuntut.”

Kata Hardani, Sebelumnya pihak PEMA telah melakukan audiensi bersama PD I Yusra Jamali dan dikatakan surat izin untuk menjabat sebagai PD I telah diberikan dari Stain Abdurrahman Sidik.

“Posisi beliau dalam status belajar juga direkomdasi S3 oleh STAIN di sana, bukan di Al Washliyah. Tapi bagaimana hari ini ia bisa menantangani ijazah serta menjabat di sini. Seharusnya (Yusra) tidak boleh menjabat sebagai pimpinan. Jika surat izin itu memang ada kenapa tidak diperlihatkan kepada kami,” tandasnya.

Pada tanggal 29 Maret 2015 lalu ada 167 mahasiswa yang diwisudakan. Semua ijazah tersebut ditandatangani oleh PD I dan ketua STKIP Al-Washliyah. []

Aprizal Rachmad