Beda Mahasiswa Ngekos dan Mahasiswa Tinggal di Rumah

Ada perbedaan mencolok antara mahasiswa ngekos dengan mahasiswa tinggal di rumah sendiri. Hal itu dapat dilihat dari bedanya pola hidup kedua tipe mahasiswa ini.

Di Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry sendiri, dari data yang diperoleh, jika dipersentasekan, 76 persen mahasiswa fakultas tersebut berasal dari luar kota dan tinggal di kos. Dan 24 persen merupakan mahasiswa asal Banda Aceh dan Aceh Besar yang tinggal disekitaran kampus.

Kehidupan mahasiswa ngekos pada umumnya lebih banyak mengalami kesulitan ketimbang mahasiswa yang tinggal di rumah sendiri. Itu dapat dilihat dari pola hidup seperti makan. Pada tanggal tua, mahasiswa yang tinggal di kos lebih sering membiarkan perutnya kosong seharian karena kantong kosong.

Kemudian jadwal tidur malam juga tidak menentu karena jauh dari kontrol orang tua. Tidak sedikit mahasiswa ngekos begadang di tempat-tempat ber-Wifi dan Warnet hingga pagi hari.

Selain itu, kebutuhan lain seperti biaya buat tugas kuliah, minyak kendaraan, dan lain sebagainya dibayar sendiri oleh mahasiswa ngekos. Karena tidak sedikit mahasiswa luar daerah, disela-sela aktivitas perkuliahan juga bekerja sebagai kuli bangunan, karyawan percetakan, jualan makanan ringan seperti roti bakar, martabak, dan usaha lainnya dengan harapan bisa meringankan beban orang tua.

Berbeda dengan mahasiswa ngekos, mahasiswa yang tinggal di rumah sendiri memiliki pola hidup yang lebih teratur karena dalam hal ini, peran orang tua dalam mengawasi anak masih besar. Orang yang tinggal di rumah sendiri juga hidupnya lebih tenang karena ada yang mengurusi, contohnya saat sedang sakit.

Kendati demikian, mahasiswa ngekos umumnya memiliki karakter yang lebih tangguh, mandiri, dan lebih menghargai proses saat menghadapi masalah. Itu terbentuk karena terbiasa menghadapi kesulitan-kesulitan.

Berbicara prestasi, Kedua jenis mahasiswa ini memiliki prestasi yang berbeda. Tapi tergantung individunya juga. Ada yang mengatakan, mahasiswa yang tinggal di rumah sendiri lebih berprestasi, alasannya karena pola hidup teratur.

Ada juga yang berpendapat, mahasiswa ngekost lebih berprestasi karena motivasi untuk maju sangat kuat akibat tekanan-tekanan yang dihadapi.

Terlepas dari pandangan tadi, dimanapun tempat tinggal kita, apapun kondisi yang tengah kita hadapi, syukuri. Karena apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita, terlepas dari status kita sebagai mahasiswa ngekos atau mahasiswa yang tinggal di rumah sendiri, semua itu adalah yang terbaik untuk kita. Dan apapun jalan hidup yang kita tempuh, semuanya memiliki hikmah.

Penulis bernama Irfan Sulfiansyah. Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry.

Foto: M. Iqbal Asyari