Remaja Terbawa Arus Zaman

Pada zaman saat teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang, remaja sangat bernuansa islami. Remaja dekat dengan masyarakat, ikut berpatisipasi dalam membangun desanya dengan kelompok organisasi seperti remaja masjid.

Di malam hari remaja zaman dulu pergi mengaji di dayah-dayah atau balee beut (balai pengajian), nilai-nilai keagamaan tumbuh dengan baik dalam diri mereka.

Dengan adanya nilai-nilai agama tersebut mereka menjadi pemuda dan pemudi yang bermoral dengan menjujung tinggi adat dan budaya daerah setempat serta hormat dan patuh kepada orang tua dan menghargai sesamanya.

Pada era 2000-an ke bawah, remaja belum mengenal smartphone atau gadget, informasi yang mereka dapatkan hanya melalui surat kabar, majalah, dan televisi nasional yang telah lulus sensor untuk di konsumsi publik.

Namun lihatlah tingkah laku remaja di era modernisasi ini, nilai-nilai sosial telah luntur dari dalam diri mereka.

Dengan adanya gadget mereka dapat mengakses berbagai informasi, yang terkadang tidak pantas untuk dikosumsi dalam batas usia mereka.

Ternyata pendidikan yang berbasis teknologi bukan menjadi lebih baik untuk membentuk karakter remaja, meskipun zaman dahulu buku terbatas, informasi kurang up to date, tetapi tidak menyurutkan semangat untuk terus belajar.

Sangat disayangkan teknologi yang berkembang pesat ini salah digunakan oleh remaja. Saat smartphone menjadi pendoman maka nilai-nilai agama, sosial, budaya pun ikut luntur terbawa arus jaman.

Penulis bernama Nur Laila.