Jamee Baro Kopelma Darussalam

Dipersada tanah iskandar muda
Dibina kota pelajar megah
Digelar darussalam sejahtera

tempat para mahasiswa

Mari putri, mari putra
Bekerja suka dharma
Mari putri, mari putra

Membangun kota mahasiswa

Dijaga gunung seulawah perkasa
Perguruan tinggi utama
Dilingkar krueng aceh penuh sejarah
Bertekun jadi sarjana

Mari putri, mari putra
Bekerja suka dharma
Mari putri, mari putra

Membangun kota mahasiswa

Rasanya tidak ada yang tidak tahu lagu tersebut. Ya, Mars Darussalam sangatlah familiar, liriknya mengandung makna yang sangat dalam serta membangkitkan kesadaran untuk berpendidikan.

Baru-baru ini sudah dikeluarkan pengumuman seleksi bagi mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi baik itu di UIN Ar-Raniry maupun Unsyiah dengan mengikuti berbagai jalur tes.

Dengan demikian dapat dikatakakan bahwa Kopelma (komplek pelajar mahasiswa) kedatangan Jamee baro (tamu baru) yaitu mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada universitas di Darussalam.

Pembangunan Kopelma
Pembangunan Kopelma Darussalam tidak terlepas dari kerja keras dan semangat anak negeri yang sadar pentingnya pendidikan untuk membangun Aceh yang lebih maju.

Konsepsi pembangunan kopelma Darussalam diilhami oleh Ikrar Lamteh yang diadakan pada tahun 1957, salah satu butir ikrar tersebut terkait dengan pembangunan dibidang pendidikan. Harus diakui kala itu Aceh sangat tertinggal dalam pendidikan. Hal ini diakibatkan oleh perang berkepanjangan.

Karenanya, para anak bangsa mempunyai tekad besar untuk melakukan hijrah dari Darul Harb menuju Darussalam, yakni dari negeri yang berperang menuju negeri yang aman dan damai.

Terdapat hal yang sangat menarik dalam pembangunan Kopelma, yaitu adanya rasa memiliki dan semangat bergotong royong, masyarakat menyumbangkan tenaga dan harta semampunya begitupun para tokoh-tokoh Aceh juga menyumbangkan harta dan pikirannya. Sehingga dalam tempo singkat Kopelma sudah berhasil dibangun yang sampai saat ini masih aktif memproduksi intelektual-intelektual yang ahli dalam bidangnya masing-masing.

Jangan sia-siakan
Menjadi mahasiswa berarti kita sudah diembankan amanah dari rakyat, dengan demikian dapat dimengerti bahwa mahasiswa wakilah dari rakyat. Jadi segala tindakan yang dilakukan mahasiswa seyogyanya adalah tindakan yang bisa menguntungkan rakyat bukan menguntungkan pribadi maupun oknum yang berdasi.

Penulis melihat saat ini mahasiwa yang ada di Kopelma khususnya, bak minyak dalam air, artinya tidak adanya kekuatan untuk bersatu, tidak selaras dalam pemikiran. Sebagai contoh masalah, kunjungan kerja anggota DPR Aceh ke luar negeri, sebagian mahasiswa menolak namun sebagian yang lain mendukung. Perpecahan demikian tentu tidak diinginkan terjadi.

Kedatangan Jamee baro Kopelma tentu menjadi harapan baru pula bagi masyarakat. Diharapkan Jamee baro itu mampu memperbaiki tatanan yang belum sempurna. Selain itu masyarakat juga mendambakan lahirnya aktivis-aktivis baru yang peka terhadap problema baik itu dibidang sosial, politik, pendidikan dan sebagainya.

Keringat yang telah dicucurkan oleh rakyat dan tokoh Aceh terdahulu dalam membangun Kopelma jangan disia-siakan. Mereka akan bahagia jika melihat anak cucunya hari ini, kuat, bersatu, serta terpatri dalam benak masing-masing akan kesadaran membangun tanoeh indatu.

Sudah saatnya membuka mata dan hati. Rakyat Aceh sangat menanti-nanti pembaharuan negeri yang dipromotori mahasiwa. Sampai detik ini mahasiswa masih di anggap sebagai agent of change untuk membawa Aceh yang lebih sejahtera, makmur dan berwibawa.

Penulis bernama Amarullah Yacob, mahasiswa semester VIII di Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry.