Pemuda Muslim dan Penemuan Terbesarnya

Salam sejahtera untuk seluruh kaum Muslimin dimanapun Anda berada. Sudah membacakah Anda hari ini? Sejauh mana bacaan Anda setiap harinya? Mari rehatkan pikiran untuk menelusuri ruang dan waktu dimana penemuan muslim terbesar pernah tercapai.

Anda tahu, jauh sebelum penemuan dari negara barat ditemukan, ternyata tokoh muslim sudah jauh lebih dulu mengenal dan mempraktikkannya. Hebat! Ternyata selama ini kita hanya terkungkung pada penemuan negara barat saja. Seperti apa penemuannya? Berikut ulasannya;

1. Sabun
Agama Islam mengajarkan cara bersuci dan menyucikan diri dari hadas shāghir dan hadas kubrā, kiat-kiat untuk bersuci juga sudah ditentukan secara rinci. Tata cara bersuci, air-air yang dapat digunakan sebagai cara mensucikan diri, hal-hal yang dapat membatalkannya, dan lain-lain.

Umat Islam tentunya tidak boleh sembarangan menggunakan air dan wadah yang tidak suci. Karena akan merusakkan nilai ibadah yang akan ditunaikan. Ada banyak cara untuk bersuci, salah satunya adalah mandi.

Zaman dahulu, orang Romawi menggunakan air seni untuk mandi dan mencuci. Orang India kuno menggunakan pasir sebagai pengganti sabun. Rasulullah telah memperkenalkan cara hidup yang bersih dan sehat.

Sejak abad ke 7 masehi, para ahli kimia muslim telah mengenalkan ekstrak zaitun, minyak sayur, dan aroma tumbuh-tumbuhan untuk mandi. Kimiawan muslim yang pernah menciptakan formula sabun adalah Al-Razi dan Jabir Ibnu Hayyan. Saat itu kota Nablus, Kufah, dan Basrah menjadi pusat industri sabun.

Jadi pedoman untuk bersuci yang telah diterangkan oleh Rasulullah sejalan dengan upaya kimiawan muslim yang menciptakan sabun sebagai sarana untuk bersuci dari najis yang melengket di badan.

2. Ilmu bedah dan alat-alat bedah
Semua pernah mengalami sakit, apalagi terkadang orang yang menderita sakit mengeluhkan sakitnya di dalam badan atau pada bagian badan tertentu. Sulitnya menjangkau kedalaman penyakit yang didera oleh pasien, telah menyebabkan sang ahli pengobatan melakukan terobosan baru dalam mempraktikkan ilmu pengobatannya.

Salah satunya adalah Abu Al-Qasim Al-Zahrawi atau oleh orang Eropa menyebutnya Albucasis, yang memperkenalkan pertama kali pada dunia ilmu bedah dan alat-alat pendukungnya. Ilmu bedah ini pertama kali dikenalkan pada abad ke 10 masehi. Beliau menggunakan pisau khusus, pemotong tulang,dan gunting halus untuk melakukan operasi. Teknik pembedahan saat itu sukses mengeluarkan batu kencing, daging bengkak, dan mengobati keretakan tulang. Selain itu, Al-Zahrawi juga mengenalkan catgut, yaitu benang jahit yang terbuat dari usus kucing. Benang ini digunakan untuk menjahit organ tubuh pasien yang dioperasi.

3. Minyak Wangi
Dalam Islam, memakai wewangian adalah sunnah. Apalagi jika dipakai saat hendak melaksanakan ibadah shalat dan salat Jumat. Salatnya semakin khusyuk dan tidak menimbulkan aroma tidak sedap saat sedang menjalankan ibadah. Sehingga salat pun semakin tenang dan khusyuk. Jika kita suka memakai wewangian, tentunya kita tidak menduga bahwa peracik aroma wangi dari sang minyak wangi adalah umat muslim.

Dia adalah Jabir Ibnu Hayyan, Ibnu Sina, dan al-Kindi. Mereka adalah tokoh utama dalam meracik aroma minyak wangi yang nikmat jika dicium. Meski minyak wangi sudah dikenal oleh bangsa Mesir kuno. Namun, berabad-abad kemudian minyak wangi berhasil dikembangkan oleh ilmuwan muslim tersebut. Mereka meracik ekstrak minyak tumbuhan dan mengalami proses kimia hingga menjadi cairan ringan yang beraroma sedap.

Ibnu Sina melakukan percobaan ini pada bunga mawar yang dihancurkan. Jika pada zaman Mesir kuno minyak wangi digunakan untuk menyenangkan hati dewa-dewa, umat Islam menggunakannya sebagai pelengkap sebelum melakukan ibadah salat. Sehingga, ketika beribadah, tubuh kita menjadi harum. Jadi, pemuda muslim haruslah senantiasa berpikir kritis dan mendalami hal-hal baru sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai jalan menuju pencerahan bagi umat muslim lainnya.

4. Ilmu Kedokteran Modern
Setiap umat muslim memiliki bidang keahlian ilmu tertentu, jika kita sudah mengenal ilmu bedah dan alat-alatnya, kali ini kita akan mengenal seorang ilmuwan muslim yang digelari “Bapak Pengobatan Modern”, siapa lagi kalau bukan Ibnu Sina. Nama Ibnu Sina juga sering disebut-sebut sebagai dokter modern dalam buku-buku pengetahuan di bangku sekolah. Beliau telah mempelajari dan mengenal teknik mendiagnosis penyakit, menjahit luka, transfusi darah, dan mencegah infeksi dan telah diperkenalkan oleh dokter muslim pada abad ke 10 masehi. Teknik pengobatan modern ini telah dirintis oleh Ibnu Sina, seorang dokter muda yang sejak berusia 5 tahun telah hafal Al-Qur`an.

Beliau juga menulis sebuah kitab yang berjudul, “¬Al-Qanūn fy al-Tibb”, Ibnu Sina menyebut berbagai macam penyakit beserta obat-obatnya. Selama beberapa abad kitab ini menjadi pedoman dokter-dokter di seluruh dunia. Karenanya, masyarakat dunia memberinya gelar sebagai “Bapak Pengobatan Modern”. Bisa jadi, faktor menghafal Al-Qur`an adalah kunci ilmu pengetahuan beliau tentang pengobatan modern.

5. Globe dan Ilmu Geografi
Setiap pelajar yang duduk di bangku sekolah pasti tidak asing dengan pelajaran ilmu geografi, bukan? Kita juga mengetahui bahwa sang ilmuwan Pisa, Galileo Galilei, telah mengemukakan bahwa bumi berbentuk bulat dan mengitari matahari. Pemuda muslim, kita harus tahu, bahwa jauh sebelum Galieo Galilei mengungkapkan hal itu, ada seorang tokoh muslim yang lebih dahulu mengemukakan teori bahwa bumi itu bulat.

Namanya tidak begitu populer, tapi kita akan berdecak kagum dengan hasil penemuannya. Pada abad ke 12 masehi, seorang ahli geografi dari Sparta yang bernama Syarif al-Idrisy telah berhasil membuat tiruan bumi dari perak yang berpahat pantai, daratan, teluk, lautan, dan sungai untuk Raja Roger II.

Beliau juga menulis sebuah kitab berisi catatan perjalanan beliau di Afrika, Asia, dan sebagian Eropa. Para ilmuwan Perancis menyebut kitab yang berjudul “Rujar” ini sebagai panduan geografi terlengkap yang pernah diwariskan kaum Muslimin. Peta dunia yang pertama dibuat Al-Idrisy, menggambarkan Makkah adalah pusat dunia.

Penulis bernama Oleh Fanny Tasyfia Mahdy. Ia merupakan alumni Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry.