Di Malam Natal, Maria Bersyahadat

Sumberpost.com | Banda Aceh – Gerimis turun saat Maria Rosariana Babari melafalkan dua kalimat syahadat di Meunasah Dusun Seroja, Gampong Lamteumen Timur, Kota Banda Aceh. Suasana hening selama proses syahadat.

Dengan terbata-bata, Maria mengulang lafal dua kalimat syahadat yang dipandu Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh, Burhanuddin A. Gani.

Malam kemarin, Minggu, 25 Desember 2016, perempuan berusia 29 tahun itu sempat terisak saat mengucap syahadat. Air mata mengaliri pipi. Suaranya bergetar. Malam itu ia memakai dress putih, duduk bersila di atas sajadah merah.

Kepala dusun serta puluhan warga gampong setempat hadir menjadi saksi Maria masuk Islam. Sebelumnya ia beragama Katolik. Malam itu pula, Maria resmi menyandang nama Siti Maryam Rosariana, sebagai nama Islamnya.

Usai mengucap syahadat, Siti Maryam berjanji akan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya sehari-hari. “Semoga Allah memberi taufik dan hidayahnya,” sambung Siti Maryam.

Maryam bercerita, ia terlahir dari keluarga Katolik di Jakarta dan tinggal di Kota Bekasi. Tahun lalu, ia mengaku mendapat hidayah. Itu berawal dari saat ia terbangun pada dinihari di Pertengahan 2015. Setelah mengecek handphone, ia ingin tidur kembali.

Saat itulah, dalam kondisi setengah sadar ia mendegar seseorang berbisik kepadanya, mengatakan nama orang tersebut Ahmad. Besoknya, Siti Maryam bertanya kepada tetangganya yang muslim tentang apa yang dialaminya malam itu. Dari tetangganya ia tahu, kalau Ahmad itu nama lain dari Nabi Muhammad.

Dari situ ia mulai mencari tahu lebih dalam tentang ajaran Islam. Ia juga sering berdiskusi dengan teman muslim yang berada satu kampus dengannya, di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Tak jarang juga Siti Maryam berdebat dengan temannya mengenai ayat-ayat di Injil dan Alquran. Ia kemudian bertemu dengan Bimo, orang yang menurut Siti Maryam imannya kuat. Bimo beragama Islam. Diskusi-diskusi dengan Bimo membawanya kepada keputusan masuk Islam, setelah Siti Maryam menelaah sendiri ayat-ayat dalam Injil.

“Saya ingin mencari kebenaran,” ujar Siti Maryam dihadapan puluhan pendudukan Gampong Lamteumen Timur. “Saya ingin menjadi seorang Islam dan saat ini saya berada di sini.”

Siti Maryam mengaku keluarganya di Bekasi mengetahui ia masuk Islam. Namun mereka tak mempermasalahkan hal itu, asalkan Siti bertanggung jawab atas ajaran yang dianutnya.

Saat ini, Siti Maryam ingin tinggal di Banda Aceh dan menjadi guru. Ia juga mengaku baru pertama kali memakai hijab, tapi sudah merasa nyaman.

Ia juga tidak pernah berpikir untuk melepas ajaran Katolik di hari Natal dan memeluk Islam di hari besar umat Kristen itu. “Semoga ini yang terbaik,” ujarnya seraya terisak.

Dalam prosesi syahadat kemarin malam, Ketua Baitul Mal Kota Banda Aceh, Tengku Safwani Zainun berharap Siti Maryam bersungguh-sungguh memeluk Islam, bukan karena senang melihat Islam, tapi memang ingin memeluk Islam.

Untuk memperdalam agama Islam, Baitul Mal mempunyai program bagi muallaf seperti Siti Maryam. Ia juga berharap perempuan itu memperdalam ilmu, karena tanpa berilmu, Islam akan sia-sia. []

Abd Hadi F