Inovasi Pemanfaatan Limbah Ampas Sagu Raih Medali Emas

Sumberpost.com | Banda Aceh – Pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai bahan baku dalam pembuatan produk bioetanol, pupuk organik, dan biosorben karya Shofia Latifa dan Syafrizan Ruslan berhasil mendapatkan medali emas pada lomba Karya Inovasi Mahasiswa.

Shofia dan Rajes -panggilan akrab Syafrizan Ruslan- merupakan peserta perwakilan IAIN Ambon pada Pionir VIII ini. Mereka terkejut sekaligus terharu saat karya mereka diumumkan menjadi juara I pada Jumat (28/4/2017) kemarin di Aula Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Rajes mengatakan, produk yang mereka buat ramah lingkungan karena bahan bakunya dari ampas sagu. Mereka menilai, ampas sagu yang banyak dibuang sembarangan di beberapa desa di Maluku, masih bisa dimanfaatkan dan memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Limbah ampas sagu, salah satunya bisa sebagai pengganti spiritus dalam pembuatan bioetanol atau bahan bakar. “Ini masih dalam pengembangan untuk mencapai 80 persen sebagai pengganti minyak seperti bensin. Sekarang sudah 70 persen,” jelas Rajes saat ditemui di Kantin Jamiah UIN Ar-Raniry, sore tadi.

Dalam proses pembuatan bioetanol, ampas sagu yang diolah akan menghasilkan residu atau sisa dari ampas tadi. Residu itu kemudian diambil lagi untuk dijadikan pupuk organik yang ramah lingkungan.

Pupuk yang Shofia dan Rajes buat, mengandung nitrogen dan fosfor yang akan mempercepat pertumbungan untuk tanaman cabai dan tomat. “Untuk saat ini kami baru meneliti di dua tanaman ini,” kata Rajes.

Selain itu, limbah ampas sagu juga bisa dijadikan biosorben yang akan mengikat minyak pada air. Rajes berharap penelitian biosorben mendapat dukungan dari banyak pihak untuk mendapatkan hasil dalam skala besar.

“Biosorben ini bisa untuk bersihkan limbah juga. Tapi kami baru teliti dalam wadah kecil,” ujarnya. Shofia dan Rajes merupakan mahasiswa semester 6 pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

Ide memanfaatkan limbah ampas sagu untuk pembuatan produk bahan bakar, pupuk organik, dan biosorben mereka dapatkan pada awal 2017 lalu. Saat itu, dosen Shofia dan Rajes menyuruh mereka melakukan pratikum lapangan di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Mereka melihat, ada banyak limbah sagu di sana. Mereka kemudian berpikir untuk mengolah limbah sagu agar bermanfaat bagi masyarakat dan petani. Setelah balik ke kampus dan berkonsultasi dengan dosen, mereka memantapkan hati untuk meneliti tentang pemanfaatan limbah sagu.

Saat mempresentasikan karya mereka di lomba Karya Inovasi Mahasiswa Pionir VIII kemarin, Rajes sempat gugup dan hilang konsep. Awalnya, mereka ikut lomba ini tidak menargetkan juara, namun lebih ke sosialisasi pemanfaatan limbah ampas sagu saja agar pencemaran lingkungan bisa berkurang.

Produk yang mereka buat dinilai penting karena bisa membantu mengatasi permasalahan lingkungan yang ada di Maluku. “Kami berinisiatif untuk mensejahterakan masyarakat yang ada di Maluku, kami tahu bahan bakar di sana itu mahal, pupuk mahal, dan biosorben itu bagus juga untuk mengatasi air yang tercemar,” tutur Rajes.

Pada Pionir VIII ini, mereka didampingi Abajaidun Mahulauw, dosen Prodi Pendidikan Biologi di IAIN Ambon. Dosen ini pula yang menyemangati Shofia dan Rajes kala gugup saat presentasi karya beberapa hari lalu.

Rajes berharap, pemerintah turut membantu pihaknya dalam pengembangan penelitian pembuatan bioetanol dan biosorben agar produk yang dihasilkan bisa lebih maksimal.

Penelitian itu juga melihatkan seorang lagi, yaitu Djafar Samaneri. Namun karena berhalangan, dia tidak bisa ikut dalam event Pionir VIII. []

UIN Ar-Raniry berhasil meraih medali perak dalam lomba itu. Peserta dari UIN Ar-Raniry, Nisfu Dilla menampilkan karya inovasi media peraga pencemaran lingkungan dalam hal mempermudah murid untuk mengakses dan mengajari cara mencintai lingkungan.

Sedangkan juara III diraih Romi Irawan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membuat aplikasi berbasis chattingan yang memudahkan masyarakat menggali informasi pendidikan. Dan juara harapan diraih oleh Yandi Cahyadi dari UIN Alauddin Makassar.

Abd Hadi F | foto: istimewa