Menikmati Sutlac, ‘Ie Bu’ Versi Turki di Aceh

Sumberpost|Banda Aceh – Siang tadi, Sumberpost mencoba berkunjung ke Bazar Amal Yayasan Sulaimaniyah di Taman Sari, Banda Aceh. Disana, dijual beberapa hidangan khas Turki, salah satunya adalah Sutlac, Sabtu (7/4/2018).

Sutlac merupakan salah satu makanan khas Turki, yang bentuk maupun teksturnya hampir serupa dengan bubur yang ada di Indonesia. Sekilas Sutlac hampir serupa dengan Ie Bu, yaitu bubur nasi khas Aceh dengan rasa yang manis.

Sutlac umumnya dihidangkan oleh masyarakat Turki pada acara-acara tertentu, seperti syukuran, perayaan maulid Nabi dan acara-acara lainnya yang dikemas dalam cup berukuran sedang seperti wadah yang umumnya digunakan untuk pudding di Indonesia.

Berbeda dengan makanan khas Turki lainnya seperti Kebab, di Indonesia Sutlac masih terdengar asing. Saat ini Sutlac hanya bisa dijumpai di rumah makan khas Turki maupun bazar yang memamerkan aneka makanan khas Turki.

Nah bagi kalian pecinta kuliner, tak ada salahnya jika mencoba bubur nasi versi Turki ini. Meskipun bubur tersebut masih sangat langka di Indonesia, kalian bisa mencobanya tanpa harus datang ke Turki maupun restoran Turki. Kalian yang berada di sekitaran Banda Aceh, bisa mencobanya dalam acara Bazar Amal ini. Acara tersebut hanya diselenggarakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 6 sampai 8 April 2018.

Dengan tekstur lembut, Sutlac ini sekilas memang mirip dengan bubur yang ada di Indonesia. Namun ketika anda menikmatinya, lidah anda akan merasakan lezatnya perpaduan nasi dengan susu vanilla. Sangat cocok disantap ketika berkumpul bersama keluarga dalam waktu kapanpun. Terlebih untuk kalian yang mengaku bahwa Turki adalah negara impian yang ingin dikunjungi, maka tidak salahnya kalian mencoba makanan khas Turki yang satu ini.

Sutlac juga merupakan salah satu makanan luar negeri yang dapat diterima oleh lidah masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Aceh. Selain karena rasanya yang tidak beda dengan makanan Indonesia, harganya juga sesuai dengan kantong masyarakat kelas menengah maupun mahasiswa. Di bazamar ini, Sutlac dibandrol dengan harga Rp 10.000 per cupnya.

Atau bagi kalian yang ingin membuatnya langsung, kalian tidak perlu khawatir, karena untuk bahannya sendiri Sutlac tergolong makanan yang bahannya mudah ditemui di Indonesia, dan tidak akan menguras kocek terlalu dalam, hanya beras, susu vanilla, dan gula pasir.

Untuk prosesnya tak jauh berbeda dengan pembuatan bubur pada umumnya, yaitu dengan mencampur semua bahan dan selanjutnya diaduk dalam kuali panas.

Proses pembuatan Sutlac yang dijual pada lokasi bazar sedikit berbeda dengan Sutlac yang di Turki. Di Turki, proses pembuatannya dipanggang dalam oven sebentar untuk menciptakan tekstur yang sedikit lebih padat. Sedangkan di Indonesia Sutlac dibuat seperti bubur, hal ini tidak lain hanyalah untuk menyesuaikan lidah masyarakat Indonesia.

Salah satu panitia dalam bazar amal Tahfidzul Qur’an, Ahmad Khatami menyebutkan, bahwa Sutlac ini hanya dapat ditemui di acara-acara tertentu seperti saat ini saja jika di Aceh.

“Saya kurang tau dapat ditemui dimana Sutlac ini jika di Aceh. Berbeda dengan Kebab yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat bahkan hampir di seluruh Indonesia. Ya biasanya hanya pada acara-acara seperti ini saja,” jelas Ahmad.

Ia juga mengingatkan agar sebaiknya bubur ini tidak disimpan dalam waktu lama, kecuali di dalam lemari es. Jika dibiarkan dalam suhu biasa, Sutlac ini hanya akan bertahan selama 1 sampai 2 hari saja.

“Biasanya Sutlac ini untuk dimakan dalam waktu satu sampai dua hari saja, tidak untuk disimpan lama-lama. Kecuali jika disimpannya dalam lemari es akan bertahan sedikit lebih lama,” tutupnya. [fan]

Magang: Cut Salma Hanifah Ainiah