Ramai-ramai Tolak Izin PT EMM

Sumberpost.com | Banda Aceh – Beberapa Aparat kepolisian sudah duduk di teras gedung Gubernur Aceh saat Sumberpost tiba. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB namun, peserta Aksi Cangkul Tolak PT EMM belum tiba. Mereka masih berkumpul di samping Mesjid Oman, setelah Sumberpost mengamati sekitar.

Dua puluh menit kemudian, suara teriakan ‘hidup mahasiswa!’ terdengar dari sebelah kanan gedung itu. Peserta aksi datang. Mereka datang dengan  serta poster-poster yang menarasikan tuntutan untuk mencabut izin PT. EMM.

Sejumalah Mahasiswa melakukan orasi didepan halaman Gedung Gubernur Aceh, kamis (28/3/2019). Aksi dilakukan untuk mendesak Plt Gubernur Aceh mencabut izin PT. EMM. Foto : Adli Dzil Ikram

Mereka memulai aksi dengan orasi-orasi. Sekumpulan mahasiswa itu memanggil Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah untuk keluar menjumpai mereka. 

“Pak Plt keluar temui kami,” teriak peserta aksi.

Seseorang muncul dengan memakai topeng wajah Plt Gubernur. Sementara mahasiswa lain berdiri dihadapan pria bertopeng itu sembari memang cangkul.

Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Wahyu Rezky mengatakan, maksud cangkul yang mereka gunakan adalah sebagai bentuk bahwa nantinya tanah Beutong akan dikeruk.

“Meskipun bukan dengan cangkul, dengan alat yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Aksi yang tergabung dalam Korps Barisan Pemuda Aceh (BPA)  itu, menuntut Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah untuk mencabut izin PT. EMM.

Dalam hal ini, Korlap dan Kordinator aksi memperlihatkan surat pernyataan yang mereka siapkan untuk ditandatangani Plt Gubernur Aceh.

Dalam surat pernyataan tersebut tertulis, ‘Maka untuk menjaga marwah Aceh dan kepentingan rakyat Aceh, saya Plt Gubernur Aceh dengan ini menyatakan sebagai berikut, menolak kehadiran PT. EMM, siap turun bersama-sama DPRA untuk menyiapkan langkah hukum dan tim khusus untuk Advokasi terkait pembatalan izin tambang PT. EMM, dan apabila tidak bisa menuntaskan persoalan PT. EMM, saya siap turun dari jabatan saya,’

Selain itu, Mahasiswa juga menyampaikan orasi mereka. Muhajir misalnya, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengatakan, seharusnya para penjabat senang jika mereka hadir ke depan kantor pemerintah Aceh.

“Pak Plt harusnya senang kami hadir di sini, tandanya kami masih peduli dengan tanah Aceh. Dan mungkin akan khawatir jika kami tidak datang lagi kesini,” katanya.

Dalam kesempatan selanjutnya, Hendra mahasiswa politik Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menyampaikan kepada pemerintah Aceh agar tidak bersandiwara dengan rakyat.

“Sebelum kami kemari, kami sudah menggali permasalahan dulu pak, jadi jangan bersandiwara dengan kami dan masyarakat Aceh,” katanya.

Hingga satu jam demo berlangsung, Plt Gubernur Aceh tidak juga hadir menemui massa. Massa meminta agar yang menjumpai mereka adalah Plt Gubernur Aceh langsung, bukan diwakili.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, menjumpai awak media untuk memberi konfirmasi terkait PT. EMM. Dia menyampaikan bahwa pemerintah tidak diam akan hal tersebut.

“Pemerintah Aceh sudah mengirim surat kepada pihak yang memberi izin PT. EMM. Surat itu kemudian dibalas, bahwa semua sudah berjalan bedasarkan proses hukum yang berlaku. Disebut juga dalam surat itu, PT. EMM sedang digugat oleh Walhi. Gubernur tidak mungkin mencabut izin itu, karena tidak mempunyai wewenang. Pemerintah pusatlah yang berhak untuk mencabut izin itu,” katanya.

Ia mengatakan pula,  bahwa Gubernur akan dituntut apabila mencabut surat izin.

“Yang penting pemerintah Aceh tidak diam, buktinya telah menyurati hal ini. Kalau Gubernur mencabut izin, bisa dituntut nanti,” ujarnya.[]

Reporter : Adli Dzil Ikram