Ratusan Mahasiswa Kembali Tolak PT EMM

Sumberpost.com | Banda Aceh – Iringan lagu  Buruh Tani karya Safi’i Kamamang, terus dinyanyikan sepanjang jalan menuju kantor Gubernur Aceh.
Lengkap dengan Almamater kebanggaan mereka, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry berkonvoi untuk bertemu dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh. Orasi yang disampaikan sebagai permohonan terhadap Plt Gubernur Aceh, untuk melakukan pencambutan surat izin PT.EMM yang beropasi di Beutong.

“Kami tolak PT.EMM, mereka telah membuat rakyat beutong menangis,” ucap para demonstran saat tiba di pintu gerbang Kantor Gubernur Aceh, Jumat (5/4/2019).

Teriakan pun terus keluar dari mulut mereka.  “Kami ingin bertemu ayahanda kami,” pinta mereka.

Sebelumnya juga, pada Kamis (28/3) lalu telah dilakukan hal serupa. Demonstran dari beberapa perguruan tinggi di Aceh telah melakukan tuntutan yang sama. Keinginan untuk mendapatkan jawaban langsung dari Plt Gubernur, Nova Iriansyah, tak menuai hasil yang memuaskan.

Tak lama para demonstran tiba di depan Kantor Gubernur Aceh. Demonstran tak henti-hentinya meminta Nova untuk keluar. Tak berhenti disitu saja, mereka langsung memberikan orasi penolakan terhadap PT.EMM yang ada di Beutong.
Mereka menuntut PT.EMM yang kehadirannya telah mengekploitasi komoditas emas di atas area 10.000 hektar. Selain bermasalah dalam proses perizinan PT.EMM memberikan dampak buruk terhadap lingkungan sekitar.

Ketua Senat Mahasiswa UIN Ar-Raniry mengatakan, sebelumnya staff mahasiswa UIN Ar-Raniry telah mengirimkan anggotanya sebanyak 15 orang untuk melakukan survei di daerah pertambangan tersebut.

“Mengenai perizinan, PT.EMM sebenarnya mendapatkan izin seluas 3000 hektar. Akan tetapi dalam prosesnya mereka menggunakannya seluas 10.000 hektar,” katanya.

Hari menjelang siang suasana makin memanas. Demonstran yang telah lama menunggu akhirnya memaksa masuk ke dalam Kantor Gubernur Aceh.

Sempat Ricuh

Massa terus meminta untuk bertemu Nova. Namun, Nova juga tak kunjung keluar untuk menjumpai mereka. Al hasil,
aksi dorong-dorongan dengan petugas tak dapat dihindari. Demonstran yang tetap bersikeras untuk bertemu Plt. Gubernur Nova Iriansyah tak berujung manis.

Barisan kokoh bak sebuah dinding besar dilakukan petugas Satpol PP dan Aparat Kepolisian. Orasi penyemangat yang disampaikan oleh Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Riski Ardial, seakan menjadi pembakar semangat para demontran.

“Kalian jangan takut, ini hak kita untuk mendapatkan jawaban yang pasti,” katanya.

Dua jam sudah demo berlangsung. Perwakilan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Staf Humas Kantor Gubernur Aceh, Teuku Fariyal datang menemui para demonstran.

Bak penyambutan aktor bintang film terkenal, puluhan demonstran langsung membelah barisan. Mereka langsung membentangkan spanduk orasi mereka, seakan itu menjadi karpet merah untuk orang terhormat.

“Sebernarnya kami sudah bicarakan dengan Korlap. Bahwasanya aspirasi teman-teman sudah kami terima. Namun, saat ini pak Plt sedang tidak ada di tempat, beliau saat ini sedang berada di luar daerah,” katanya.

Mendengar perkataan tersebut, massa yang telah geram langsung berteriak “Turunkan Pak Plt, Ganti pak Gubernur,” ungkap para demonstran.

Suasana kembali memanas massa tak henti-hentinya meminta Nova untuk menemui mereka.

“Pak gubernur mohon temui kami, bapak jangan takut, kami hanya perlu jawaban kepastian,” sambung mereka.

Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Riski Ardial, kembali angkat bicara. Kepada awak media ia mengatakan, terkait pencabutan izin PT. EMM terus berupaya melakukan pergerakan sebagai bentuk menyuarakan aspirasi rakyat Aceh.

“Terkait rekomendasi pencabutan izin PT.EMM ini, Kami terus berupaya melakukan pergerakan untuk menyuarakan aspirasi masyarkat Aceh terhadap Plt Gubernur, kami akan hadir lagi ke DPRA untuk menyuarakan aspirasi masyarakat aceh, untuk menanyakan hak angket terhadap Plt. Gubernur,” tutupnya.

Reporter : Indra Wijaya