
Malam Nuzulul Qur’an Peristiwa Agung yang Mengubah Dunia
Sumberpost.com | Banda Aceh – Tak terasa, Ramadan berjalan begitu cepat. Hari-hari penuh berkah berlalu dalam keheningan doa dan lantunan ayat suci. Di antara malam-malam indah ini, ada satu peristiwa bersejarah yang selalu dinanti oleh umat Islam, yaitu malam Nuzulul Qur’an, malam ketika cahaya pertama kali turun ke bumi, membawa petunjuk bagi seluruh manusia.
Di sebuah gua sunyi, wahyu pertama menyapa Rasulullah SAW, mengubah dunia selamanya. Kini, setiap 17 Ramadan, kita mengenang kembali malam itu, bukan sekadar sebagai sejarah, tetapi sebagai pengingat akan keagungan Al-Qur’an dalam hidup kita. Sebuah malam yang mengajak kita kembali pada makna sejati dari petunjuk Ilahi.
Dalam maknanya, Nuzulul Qur’an berasal dari kata Nuzul (نُزُولُ) yang berarti turunnya sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan Al-Qur’an (القرآن ) yang merupakan kitab suci umat Islam. Dengan demikian, peristiwa Nuzulul Qur’an merujuk pada turunnya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfuzh ke bumi sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia.
Peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadan 610 M, saat Nabi Muhammad SAW yang kala itu berusia 40 tahun tengah menyendiri di Gua Hira. Malam yang sunyi berubah menjadi malam penuh keagungan ketika Malaikat Jibril datang dengan membawa wahyu pertama. Rasulullah SAW terkejut dan gemetar saat Jibril mendekapnya seraya berkata, “Iqra‘” yang berarti “Bacalah”, perintah ini diulang sebanyak tiga belum bisa membaca.
Kemudian, Malaikat Jibril menyampaikan wahyu dari Allah, yaitu surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menegaskan bahwa manusia diajarkan ilmu oleh Allah, sesuatu yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Peristiwa ini bukan hanya awal dari turunnya wahyu, tetapi juga permulaan dari perjalanan dakwah Rasulullah SAW yang membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.
Al-Qur’an pun diturunkan secara bertahap selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari hingga akhirnya menjadi kitab suci yang sempurna. Malam Nuzulul Qur’an menjadi momen bagi umat Islam untuk tidak hanya mengenang peristiwa ini sebagai sejarah, tetapi juga menjadikannya sebagai pengingat untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, membacanya, memahami maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 185, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
Malam Nuzulul Qur’an adalah malam yang penuh keberkahan, sebagaimana dalam QS. Ad-Dukhan: 3, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.”
Lebih dari sekadar mengenang turunnya wahyu, malam Nuzulul Qur’an mengajarkan umat Islam bahwa ilmu dan membaca adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat ditekankan. Wahyu pertama yang diturunkan bukan tentang hukum atau larangan, tetapi tentang membaca dan mencari ilmu. Hal ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan pendidikan dan pengetahuan.
Malam ini juga menjadi momen bagi umat Islam untuk lebih banyak beribadah. Membaca dan merenungkan Al-Qur’an, mendirikan shalat malam (Qiyamul lail), berzikir, serta memperbanyak doa dan meminta ampunan menjadi cara terbaik untuk menghidupkan malam diturunkannya Al-Qur’an ini.
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari & Muslim). Sering kali, malam Nuzulul Qur’an disamakan dengan Lailatul Qadar, padahal keduanya memiliki perbedaan. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW yang terjadi pada 17 Ramadan. Sementara itu, Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang terjadi di sepuluh hari terakhir Ramadan, yang ibadah di dalamnya lebih baik dari seribu bulan.
Dari peristiwa agung ini, ada banyak hikmah yang bisa diambil. Nuzulul Qur’an mengajarkan bahwa Islam adalah agama ilmu, yang mendorong manusia untuk membaca, belajar, dan memahami dunia dengan pengetahuan.
Malam ini juga mengingatkan bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi juga petunjuk kehidupan yang harus diamalkan. Malam Nuzulul Qur’an bukan hanya sebuah peringatan, tetapi sebuah kesempatan untuk kembali kepada pedoman hidup yang sejati.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Qamar: 17 “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Semoga Ramadan ini menjadi ladang amal serta bulan ampunan bagi kita, serta kita termasuk hamba yang mencintai, memahami, dan mengamalkan firman-Nya.[]
Reporter : Riska Amelia
Editor : Alya Ulfa