Dinonaktifkan Karena Menunggak, YARA Tanggung Biaya Santri Kurang Mampu Ini

Sumberpost.com | Banda Aceh – Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), mendatangi Pondok Pesantren Babun Najah, Banda Aceh, pada Rabu (10/02/2016). Kedatangan YARA untuk membantu Hajiril Janni yang dinonatifkan dari MAN Babun Najah karena menunggak biaya administrasi pesantren hingga Rp. 6.860.000.

Dalam pertemuan tersebut, YARA bertemu dengan Bendahara Pondok Pesantren Babun Najah dan bidang kesiswaan MAN Babun Najah. YARA berjanji akan segera melunasi seluruh tunggakan Hajiril, yaitu Rp. 6.860.000.

“Kami berharap ustad segera menghubungi Hajiril supaya dia bisa kembali sekolah,” kata Sekretaris YARA, Fakhrurrazi kepada Bendahara Pondok Pesantren Babun Najah, Multazam.

Fakhrurrazi mengatakan, pihaknya tergerak untuk membantu Hajiril yang merupakan salah satu siswa berprestasi di MAN Babun Najah. Hajiril berasal dari keluarga kurang mampu, kedua orang tuanya, Sofyan Ahmad dan Suriasi juga sudah berpisah.

Tidak hanya melunasi tunggakan biaya Hajiril selama ini, Fakhrurrazi menyatakan, akan menanggung seluruh biaya administrasi Hajiril selama mondok di Pesantren Babun Najah hingga ia selesai pendidikan ditempat tersebut.

“Kita tahu anak ini berprestasi. Ini seharusnya tanggung jawab pemerintah, tapi karena pemerintah tidak peduli, kami tergerak untuk membantu anak ini,” kata Fakhrurrazi kepada sumberpost.com.

Ia berharap tidak ada lagi anak berprestasi yang ditelantarkan di Aceh, karena anak cerdas aset masa depan bangsa.

Hajiril sudah menunggak biaya administrasi pesantren lebih dari setahun. Ia sendiri berasal dari keluarga kurang mampu. Ibunya, Suriasi dan ayahnya, Sofyan Ahmad juga sudah berpisah. Sementara Hajiril harus membayar biaya administrasi bulanan pesantren sebesar Rp. 600 ribu.

Selama ini, meski biaya administrasinya tertunggak, ia diberikan dispensasi dengan tetap bisa mengikuti ujian semester I dan II pada kelas satu MAN Babun Najah, dan terancam tidak bisa mengikuti ujian semester II kelas dua.

Dikatakan Bendahara Pondok Pesantren Babun Najah, Multazam, Hajiril sudah pulang ke rumah seminggu yang lalu dijemput oleh sanak saudaranya. Sebelumnya, surat mengenai nonaktif santri tersebut sudah diberikan saat libur usai ujian semester I kelas dua pada akhir 2015 lalu.

Hajiril kembali bersekolah diawal semester II karena Sofyan Ahmad, ayahnya menyuruh Hajiril kembali ke pesantren untuk belajar, cerita Multazam. []

Abd Hadi F | foto: webblogkkn.unsyiah.ac.id