Earth Hour Aceh Serukan Selamatkan Aceh

Sumberpost.com | Banda Aceh – Menyambut kegiatan puncak Earth Hour 2015 yang berlangsung Sabtu (28/03/2015) malam. Puluhan anggota gerakan Earth Hourt Aceh menggelar aksi serukan penyelamatan bagi gajah Sumatera untuk selamat dari kepunahan.

Para aksi kampanye yang diikuti dari berbagai komunitas dan lembaga peduli lingkungan itu berlangsung  sejak pukul 08.00 wib pagi Sabtu (28/03/2015) di Taman Sari.  Dalam aksi pagi tadi, anggota gerakan Earth Hourt Aceh  long march menuju depan Masjid Raya Baiturrahman di lanjutkan menuju Bundaran Simpang Lima Banda Aceh.

Aksi yang dikawal puluhan polisi itu, Earth Hour Aceh mengajak masyarakat agar peduli dengan gajah. “ Kita mengajak masyarakat untuk membuat pemerintah mendukung terhadap kelestarian gajah yang ada di Aceh,” kata Koordinator Earth Hour Aceh, Andri Munzir.

Ia melanjutkan, masyarakat Aceh harus bangga mempuyai gajah. Menurut data WWF Indonesia, gajah sumatera kehilangan 70 persen habitatnya akibat pengguna lahan yang tidak lestari dan populasinya berkurang 50 persen dalam 20 tahun terakhir.

Sebagai provinsi yang memiliki populasi gajah, Andri menegaskan, kondisi ini menjadi peringatan bagi masyarakat Aceh. “Sudah saatnya kita membantu menyelamatkan gajah dari kepunahan. Gajah adalah aset daerah (Aceh), maka kita wajib untuk menjaganya,” tutur Andri kepada sumberpost.com.

Disamping itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Irwan Djohan,  yang ikut dalam aksi mengampanyekan penyelamatan gajah. Memberitahukan kepada pemuda dan masyarakat Aceh agar peduli terhadap lingkungan.

“Berikan pengertian kepada mereka (masyarakat) apa masalah yang sedang terjadi, sehingga mereka paham,” ujar Irwan Djohan saat ditemui sumberpost.

Terkait konflik gajah dengan warga yang terjadi dibeberapa daerah baru-baru ini, Irwan mengharapkan kesadaran dari masyarakat karena tidak munkin diberikan pengertian kepada hewan, jadi manusia yang harusnya mengerti.

Puncak peringatan Earth Hour Aceh, akan ditandai dengan mematikan lampu selama satu  jam dari pukul 21.00 hingga 22.00 WIB di kota Banda Aceh, diantaranya Museum Tsunami dan Masjid Raya Baiturrahman. []

Zuhri Noviandi