Miss Internet untuk Wawasan Positif Generasi Millenial

Internet sehat adalah salah satu program dari pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mensosialisasikan penggunaan internet secara sehat dan aman. Sosialisasi dalam penggunaan internet secara sehat dan aman akan melibatkan para orang dewasa serta orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.

Diharapkan dengan kemajuan teknologi yang ada, dapat menyumbangkan wawasan positif untuk generasi millenial yang bermoral dan berbudi pekerti luhur.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dan berada pada peringkat ke-8 dunia. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun.

Dengan jumlah pengguna internet yang mayoritas menggunakan jejaring sosial dan berbagai akses informasi, maka sangat diperlukan edukasi yang tepat mengenai internet itu sendiri.

Kemajuan di bidang informasi tersebut pastinya memiliki dampak positif dan negatif tersendiri. Dampak positifnya adalah memberikan kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan oleh penggunaannya. Tetapi sebaliknya, dampak negatif dari internet juga sangat harus diperhatikan. Contohnya adalah pengaruh konten negatif yang dijumpai dalam internet yang berupa penipuan, pornografi dan kejahatan dunia maya.

Hal tersebut menjadi alasan mengapa diperlukan sosialisasi dan pengenalan mengenai bagaimana perlunya memperkenalkan penggunaan internet secara sehat dan aman sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga, masyarakat terkhusus untuk anak-anak dan remaja dapat mengatasi bahaya yang ditampilkan oleh konten-konten negatif tersebut.

Dengan terus memberikan sosialaisasi tentang internet dan juga wawasan positif yang terkandung didalamnya, para generasi muda diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mengembangkan wawasan yang mereka miliki.

Salah satu orang yang terus menggalakkan tentang wawasan positif dari internet ialah Sylvy Dhea Angesti. Gadis kelahiran 20 tahun yang lalu ini merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2016 di Universitas Sumatera Utara yang saat ini menyadang gelar Miss Internet 2017 perwakilan Sumatera Utara.

Pada bulan Januari 2017 yang lalu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah melaksanakan kontes pemilihan Miss Internet Sumatera Utara. APJII sendiri memiliki visi misi untuk menyampaikan pesan bahwa wanita millenial Indonesia memainkan peranan penting dalam pertumbuhan Industri Internet di tengah-tengah masyarakat dan budaya Indonesia.

Selain dituntut untuk berpenampilan menarik, seorang Miss Internet juga harus bisa menjalankan visi misi tersebut guna menyukseskan program pemerintah.

Menjadi Miss Internet Sumatera Utara 2017, Dhea terus fokus melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk menyadarkan para penerus bangsa tentang betapa pentingnya internet sehat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dari ajang modelling tersebut.

Terkadang, dalam tampilan internet, terdapat berbagi iklan yang seharusnya ditampilkan untuk anak usia tertentu. Tetapi, dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dhea selaku Miss Internet Sumatera Utara 2017, menyatakan bahwa internet bisa menciptakan wawasan positif untuk generasi penerus bangsa dengan cara memfilter berbagai informasi yang ditampilkan disana.

Dengan kemampuan public sepaking yang ia miliki, ia berkesempatan berbagi pengalaman dan informasi seputar dunia internet yang diketahui olehnya. Dhea saat ini memiliki tanggung jawab untuk terus mensosialisasikan tentang internet dan wawasan positif yang didapat melalui internet kebeberapa sekolah di dalam maupun di luar kota Medan.

Dengan terus mensosialisasikan penggunaan internet sehat ke beberapa sekolah, diharapkan agar para generasi millenial dapat menyaring berbagai macam informasi yang mereka temukan saat menggunakan internet, dan hanya menyimpan hal-hal yang positif dan bermanfaat.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa internet memiliki berbagai dampak positif yang berguna sebagai pendukung pendidikan anak-anak era milenial ini. Mereka dapat memenuhi akan keingintahuan mereka dengan membuka bahan bacaan, penelitian dan referensi serta lainnya,” tutur Dhea.

Selanjutnya dengan pengetahuan yang mereka miliki lalu dapat mengembangkannya kedalam kehidupan mereka sendiri. Tetapi dalam penggunaan internet sudah seharusnya mendapat pendampingan oleh orang tua dan sekolah.

“Selain itu masyarakat juga perlu untuk selalu cermat dalam menyikapi segala dampak yang didapatkan saat para remaja mengakses internet tersebut, dan juga selalu sigap dalam menangani kasus-kasus kejahatan yang ada di internet seperti penipuan, pornografi dan kejahatan dunia maya dengan melaporkan kepada pihak yang berwajib agar dapat ditindak lanjuti dan bisa membuat kemajuan untuk wawasan positif untuk generasi bangsa,” tambahnya.

Tulisan dari Glanz Publisher (FISIP Universitas Sumatera Utara).