Putuskan Kerja Sama dengan Bank Konvensional!

Nuansa Syariat Islam seakan pudar di ruang lingkup UIN Ar-Raniry dengan kecerobohan pihak-pihak tertentu di UIN, yang ceroboh melakukan kerja sama dengan bank ribawi, yaitu bank konvensional.

Pihak rektorat telah melakukan kerja sama dengan Bank Mandiri (kovensional). Hal ini sangat memperburuk citra UIN yang penuh dengan nuansa islami. Logika sederhana berpikir, mengapa kampus Islam yang kegiatan sehari-harinya melakukan belajar-mengajar tentang syariat Islam melakukan kerja sama dengan bank konvensional? Yang semua kita tau “kehalalan” transaksinya diragukan.

Mahasiswa juga sangat resah dengan kerja sama ini, selain memperburuk citra UIN yang bernuansa Islami, Bank Mandiri juga telah membuktikan bahwa mereka tidak mampu memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap mahasiswa.

Bank yang selama ini kita kenal dengan bank besar yang mempunyai aset diseluruh Indonesia tidak bisa membuktikan pelayanan yang memuaskan kepada Mahasiswa UIN Ar-Raniry. Mulai dari pelayanan pembayaran SPP yang berbelit-belit bahkan KTM pun tidak mampu mereka keluarkan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani.

Proses pembuatan KTM yang terlalu lama juga tidak mampu memberikan kepuasan terhadap mahasiswa. Mahasiswa merasa terzalimi dengan kedua belah pihak yang telah melakukan kerja sama ini.

Apalagi pada saat proses pembuatan KTM juga terjadi “pungli” oleh pihak Biro Akademik UIN Ar-Raniry yang meminta uang Rp. 10 ribu kepada mahasiswa dengan kedok pemasangan foto dan indentitas mahasiswa di KTM tersebut, hal ini sangat bertolak belakang dengan realita yang terjadi dilapangan.

KTM mahasiswa dikeluarkan dengan seadanya, dengan sesuka hati pihak tersebut tanpa ada pemasangan foto dan indentitas mahasiswa.

Kekecewaan mahasiswa terus menonjol disebabkan pihak Rektorat dan Bank Mandiri tidak mampu menjelaskan kepada mahasiswa apa yang sebenarnya terjadi dalam proses kerja sama ini, apakah ulah di internal UIN sendiri atau memang ketidaksanggupan pihak Bank Mandiri dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada mahasiswa.

Untuk mengaplikasikan rasa kekecewaan tersebut mahasiswa menuntut pihak rektorat UIN untuk memutuskan kerja sama dengan Bank Mandiri. Penolakan kerja sama ini semakin terasa dengan munculnya aksi penggalangan 1000 tanda tandangan penolakan kerja sama dengan Bank Mandiri yang dipromotori oleh mahasiswa angkatan 2015.

Desakan mahasiswa menuntut pihak Rektorat UIN Ar-Raniry memutuskan kerjasama dengan Bank Mandiri dinilai sangat masuk akal, dikarenakan sangat bertolak belakang sebuah universitas yang menyandang nama Islam. Kenapa harus melakukan kerjasama dengan bank konvensional, di mana jati diri Islam yang selalu didengung-dengungkan oleh pihak UIN sendiri.

Oleh karena itu sudah sepatutnya UIN berbenah dan petinggi UIN bertaubat. Buat apa juga mereka mengajarkan mahasiswa untuk tidak melakukan kejahatan dan pelanggaran, jika perbuatan mereka sendiri bertolak belakang dengan apa yang mereka ajarkan.

Oleh: Rizki Adrial dan Fauzi Efendi, mahasiswa angkatan 2015 UIN Ar-Raniry.