Sorak Penonton Pecahkan Hening Malam Kopelma

Sumberpost.com | Banda Aceh – Jam baru saja menunjukan pukul 22.00 WIB, tetapi kedai kopi disepanjang jalan Kopelma Darussalam dan pemukiman Tungkop sudah dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan tim jagoannya bertanding pada malam puncak Piala Eropa 2016, antara Prancis melawan Portugal.

Di Kopelma, kebanyakan penonton mengenakan jersey biru pada Minggu, 10 Juli 2016, malam itu. Tak heran, disamping sebagai tuan rumah, tim Ayam Jantan, julukan Prancis, secara statistik diunggulkan, dari lima pertandingan terakhir Prancis vs Portugal, semuanya dimenangi Prancis.

Apalagi pada Piala Eropa kali ini Prancis berhasil mengalahkan tim-tim kuat seperti Spanyol dan Jerman di babak penyisihan.

Jam telah menunjukan pukul 01:30 WIB, atau sudah masuk Senin, 11 Juli 2016 dinihari. Dari monitor televisi dan layar tancap, terlihat Xavi Hernandes meletakan Trophy Euro 2016 di meja kaca lapangan Stade de France, Saint Denis, Prancis, sebagai tanda mewakili negaranya, Spanyol, yang menjadi Juara Piala Eropa tahun sebelumnya.

Para penari pengisi acara penutupan pergelaran empat tahunan ini lalu membentuk berbagai koreografi yang sangat menarik menghiasi lapangan Stade de France, malam itu. Diakhir pertunjukan, para penari membentuk jersey kedua kesebelasan ditengah lapangan yang menambah keindahan malam penutupan.

Tepat pukul 02.00 WIB, Mark Clattenburg, wasit yang memimpin jalannya laga final meniup peluit pertanda babak pertama Prancis vs Portugal dimulai. Segelas kopi, teh, atau sanger (capuran kopi-susu) menemani warga yang menonton bola di kawasan Kopelma Darussalam.

Panasnya suasana nonton bareng final di Kopelma membuat suhu dingin malam tak terasa. Suara riuh dan sorak antar supporter Prancis dan Portugal pun memecahkan hening malam.

Sepuluh menit pertama para pemain Portugal terlihat gugup dan tertekan. Berkali-kali pemain Portugal lepas control dan kehilangan bola akibat tekanan dari pemain Prancis. Berbagai serangan pun dilancarkan.

Tendangan keras Griezmann dan Pogba bertubi-tubi diawal babak pertama memaksa Patricio, kiper Portugal harus jatuh bangun menepis bola.

Portugal semakin terpuruk ketika harus kehilangan Ronaldo akibat tekel keras Payet yang menghantam lutut kirinya di menit ke-17. Tiga menit berlalu, Ronaldo meminta untuk digantikan.

Sorakan menggema di Kopelma. Sementara itu wajah Ronaldo tampak kesal. Ia sampai membanting tanda kapten di lengannya.

Kesempatan emas bagi Prancis. Serangan demi serangan terus saja dilancarkan oleh Griezmann dan kawan-kawan. Namun hingga babak pertama usai, tak ada gol tercipta.

Selagi kedua tim turun minum, penonton di Kopelma memprediksi Portugal akan pincang bermain tanpa pemain bintangnya, Christiano Ronaldo.

***

Babak kedua dimulai. Portugal terlihat sedikit lebih tenang dan mulai menguasai ritme permainan. Patricio kembali menjadi pahlawan setelah berhasil membendung sundulan Griezmann pada menit 65 dan mematahkan tendangan keras Giroud.

Portugal membalas pada menit 79. Nani melepas tendangan keras, tetapi masih mampu ditepis oleh Lloriss, penjaga gawang Prancis. Permainan semakin bertensi tinggi. Begitu juga dengan sorak penonton, semakin kencang terdengar.

Tak ada goal yang tercipta hingga babak kedua berakhir. Kondisi ini memaksa wasit Mark Clattenburg memberikan ekstra time 2×15 menit. Namun tak disangka, Eder yang menggiring bola dari tengah lapangan dan melepas tendangan mendatar ke arah kiri gawang, tak mampu dibendung oleh Lloriss, penjaga gawang Prancis.

Gooollll!” Kopelma kembali menggema. Sorak warga kembali terdengar keras pada babak kedua ekstra time, menit 109.

Eder menjadi pemecah kebuntuan pada 10 menit menjelang akhir pertandingan. Setelah pertandingan dilanjutkan, para pemain dibangku candangan dan pelatih terlihat sangat risau, utamanya Ronaldo.

Pada menit-menit akhir, Ronaldo terlihat panik setiap kali lawan menyerang. Namun hingga babak kedua ekstra time berakhir skor masih tetap 1-0 untuk Portugal.

Tim yang kurang dijagokan dalam Piala Eropa tahun ini, Portugal, mampu mengalahkan tuan rumah Prancis di final yang notabenenya memiliki trackrecord baik serta digadang-gadang sebagai juara tahun ini. Kesedihan dan kekecewaan terlihat dari para pemain tim Ayam Jantan.

Usai pertandingan panjang itu, penonton di Kopelma beranjak pulang, memadati ruas jalan. Satu dua masih juga bersorak atas hasil pertandingan. []

Magang : Sara Masroni