18 Februari 2013 Oleh Redaksi Off

Kuterima Cinta Di Hutan Kota

Oleh Nita Juniarti

jangan hanya menjadi kenangan

di bayangan yang kian kelam

karena engkau lebih pantas menjadi sejarah

yang di ingat oleh siapun dimasa depan- janem

Malam larut sekali,jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah satu, lelaki itu belum tidur juga. Ia menatap bintang di balkon rumah Kami, asyik sekali keliatannya. Aku berusaha duduk di sampingnya, mencoba menemaninya menghabiskan malam. Sejak kuliah lelaki itu memang sudah susah tidur lewat jam 00.00 wib.

“Kenapa disini?” tanyanya

“Memangnya kenapa, tidak boleh?” kataku merengut

“Selalu merenggut, dari kuliah sampai nikah. Entah saat punya anak nanti merengut juga” Dia berusaha mencandaiku.

Muhammad Noval, nama lelaki yang saat ini menjadi pendamping selama sisa hidupku yang kian menjauhi dunia. Dia tidak ganteng, tidak keren dan tidak mempunyai banyak uang. Tapi Aku bahagia sejak pertama sekali mengenalnya, sejak pertama kali dinikahinya. Kulitnya lumayan putih, yah setidaknya dari Aku yang Orang Aceh, dan tingginya seklitar 175 dengan berat yang sebenarnya tidak terlalu ideal untuk ukuran lelaki yang telah beristri, 60 Kg. Sikapnya baik, murah senyum dan seorang yang melakukan apa saja demi orang yang di cintainya. Aku sangat yakin Akan itu, Dia sungguh terlihat selalu sempurna di mataku, tidak suka merokok dan selalu memakai celana kain bahkan sejak awal kami berkenalan di dunia kampus beberapa tahun lalu.

“kenapa termenung?” tanyanya

“sedang membayangkan, pertemuan awal di Hutan kota BNI”

“hahahaha, hari itu yah”

Dia berlagak dengan gayanya yang lucu, Aku tertawa.

“Apa yang paling di ingat?” tanyanya.

“Apa yah? mungkin waktu Abang langsung lari gara-gara nggak sengaja lihat Adik?”

Ia tertawa lepas, masih tetap manis seperti pertama bertemu. Indah sekali pacaran setelah pernikahan, tidak perlu khawatir di kejar WH hehehe.

Oh ya, Biar kalian nggak binggung. Jadi, hutan kota ini dibangun oleh  BNI, Pemerintah Kota serta Yayasan Bustanussalatin , saat memasuki Hutan kota ini, ada jembatan yang dihiasi warna biru dan merah, angin sepoi-sepoi pun ikut serta dalam kegiatan penyambutan para wisatawan lokal maupun nasional. Di tanah seluas 7,15 hektar itu tersedia 360 jenis tumbuhan yang berbeda, tak hanya itu, ditanaman tersebut terdapat namanya yang diberi pada papan kecil, ini bisa menjadi salah item untuk menarik para pengunjung  sebagai pengetahuan bagi mereka  yang ingin mengetahui nama-nama  jenis tanaman tersebut. Trembesi, itulah nama salah satu pohon yang mendominasi hutan kota BNI yang memiliki tinggi sekitar  15-25 cm, ia mampu menyerap karbondioksida (Co2) sebanyak 28 ton per tahun. Selain itu ada juga tamanan indah lainnya layaknya teratai,pohon pinang,kembang sepatu, pohon bakau , cemara dll.

Disisi lain, terdapat tempat  yang menjadi puncak kenikmatan bagi sebagian pengunjung, yaitu sebuah jembatan yang indah diatas tambak. Terlihat seorang pengunjung yang berdiri tegak di sudut jembatan  menikmati semua keindahan dan kenyamanan yang ada dihutan kota layaknya kronologi di film Titanic, dimana Rose selaku tokoh wanita yang berada dipenghujung kapal itu melentangkan tangannya sambil menikmati keindahan laut dan angin sepoi-sepoi.

Di atas jembatan inilah, Aku bertemu lelaki yang bernama Muhammad Noval ini. Saat itu, Aku dan beberapa teman sedang berjalan-jalan mengelilingi hutan Kota ini, Ia menatapku sejenak lantas lari, dan keesokkan harinya Ia langsung datang kerumah Ibu di Lampineng.

Sebenarnya, Aku dan Noval sudah lama mengenal, namun hanya sebatas kenal saja tidak ada percakapan ataupun pembahasan lebih lanjut. Aku menyebut pertemuan di Hutan Kota ini adalah pertemuan pertama Kami karena hari itu Ia bermaksud serius denganku, yah Dia melamarku sehari setelah pertemuan di hutan kota itu.

“putri Tulip, lihatlah di sana. Indah bukan?” tanyanya menantap gugusan bintang, membuyarkan lamunan panjangku.

” iya, lalu kenapa Janem?”

” bintang serious adalah bintang yang terang, saat pertama menatapmu di hutan kota itu, Aku melihat bintang itu di kepalamu, di matamu sehingga membuatku berani menjemputmu menjadi putri langitku, yah di Bintang serious itu putri langit tinggal dan Ia menunggu pangeran orion yang berasal dari kayangan menjemputnya dengan kereta kencana lalu akan mengajaknya menikah. Adik tau? bumi adalah planet terindah bila di lihat dari atas langit.” tanyanya seolah mencoba mengalihkan pembicaraan

“iya Bang, kenapa memangnya?”

“Hutan kota, Ia bukan sekedar kenangan Kita. Tapi makna lain dari Hutan kota ini adalah salah satu tempat di Bumi yang menyelamatkan bumi dari gersangnya Bumi, dari global warming dan Abang sangat bersyukur bertemu dengan Adik disana”

“menurutmu bagaimana adikku?” Ia mengedipkan mata, membiarkan Aku penasaran.

“hahahha, dasar” Aku mencubitnya.

Lalu Kami tertawa, mengenang sesuatu yang telah terlewati. Yah, Aku tidak pernah menyesal menerima cinta Hutan Kota BNI dari lelaki tamatan Jurusan FKIP Sejarah Universitas Syiah kuala itu, tidak akan pernah.

*Mahasiswi Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry [rm]