Kilas Balik Sajarah Kota Banda Aceh
Dalam beberapa hari ke depan kita akan memperingati hari jadi kota Banda Aceh. Berbagai perhelatan mulai dipersiapkan untuk memeriahkan hari jadi salah satu kota tertua di Asia ini. Kota BandaAceh didirikan oleh sultan Alaidin Johan Syah yang memerintah dari tahun 1205 hingga 1234 M yang bertepatan dengan berdirinya kerajaan Aceh Darussalam dengan pusat kerajaan di Kandang (sekarang dinamai kampong Pande) seperti yang tertera dalam naskah Adat Aceh. kemudian pada tahun 1267 M sultan Alaidin Mahmud Syah memindahkan kerajaan dari kandang ke seberang krueng Aceh yang diberi nama Kuta Dalam Darud Dunia.
Di samping itu sultan juga membangun sebuah mesjid yang di beri nama Jami’ Baiturrahman yang berfungsi sebagai pusat ibadat, pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Di samping itu Jami’ah Baiturrahman juga menjadi pusat studi islam yang setara dengan universitas di Persia dan Turki. Kota Banda Aceh sejak pemerintahan Iskandar Muda mulai menjadi pusat kekuatan politik di Asia Tenggara. Juga sebagai kota pengetahuan dan kebudayaan islam yang telah diakui oleh dunia, serta menjadi kota dakwah islam yang menyatukan umat islam di Asia Tenggara. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan ketaatan penduduknya kepada sang pencipta menjadikan Aceh dijuluki sebagai serambi Mekkah hingga saat ini. Banda Aceh sangat strategis, terletak pada jalur perdagangan internasional dengan kekayaan alam yang melimpah dan kekuatan politiknya yang kuat. Sejak abad ke 16 Banda Aceh menjadi kota perdagangan internasional yang banyak disinggahi oleh bangsa luar, baik itu pedagang, maupun ilmuan yang ingin belajar di Jamia’ah Baiturrahman. Istana Darud Dunia, dengan kesenian dan kerajinan rakyat menjadikan kota ini sebagai kota wisata budaya.
Kecakapan dalam membuat senjata meriam dengan berdiplomasi dengan negeri Turki juga telah menjadikan kota Banda Aceh sebagai kota yang mempunyai ketangguhan dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda dan Portugis. Sejak diumumkan perang oleh kerajaan Belanda, kota Banda Aceh menjadi pusat pejuangan perang di jalan Allah melawan penjajah belanda. Akan tetapi setelah diumumkan perang tersebut kota banda Aceh mencekam dan terjadi peperangan dahsyat melawan penjajah belanda sampai belanda menguasai kota ini, ditandai dengan jatuhnya istana dalam Darud Dunia ke tangan penjajah Belanda. Dari sinilah peran Banda Aceh mulai meredup dan di bawah puing-puing reruntuhan kerajaan Darud Dunia, Belanda menggantikan nama Banda Aceh dengan nama Kuta Raja, yang menjadi langkah awal penghapusan kerajaan Aceh Darussalam digantikan Banda Aceh sebagai sebagai ibukotanya. Selanjutnya yang terdengar hanyalah perlawanan rakyat Aceh secara bergerilya di hutan Aceh yang di pimpin para pejuang dan srikandi Aceh seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia. Kota Banda Aceh dibawah genggaman Belanda tidak terdengar lagi kabarnya sampai masuknya Jepang. Namun kekalahan Jepang dari sekutu membuat kota Banda Aceh kembali menjadi basis pertahanan untuk membendung masuknya belanda kembali ke bumi serambi Mekkah sehingga perlawanan rakyat membuahkan hasil mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan sebelumnya Aceh menjadi satu-satunya wilayah yang tidak bisa dikuasai kembali oleh Belanda, sehingga bung Karno memberikan gelar Aceh sebagai daerah modal atau nafas terakhir bagi Indonesia di kota ini juga menjadi saksi bisu janji-janji Soekarno pada rakyat Aceh di Blang Padang. Dengan diresmikannya kopelma Darussalam tahun 1959 Banda Aceh kembali dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Indonesia. Namun tidak seperti dahulu karena Aceh di landa perang yang berkepanjangan sesama muslim di mulai dengan perang cumbok, DI TII, sampai Gerakan Aceh Merdeka(GAM). Semoga kedepannya kota Banda Aceh kembali menjadi kota yang diperhitungkan di tingkat nasional maupun internasional dengan pelaksanaan syariat islam dan menjadikan kota Banda Aceh sebagai teladan bagi kota kota lain di Nusantara.
oleh :
Muhammad Noval
Mahasiswa FKIP Sejarah Unsyaih
sangat informatif. mungkin dapat ditulis lebih menarik lagi. dan bisa membesarkan sedikit forn-nya.
Fantastis!…
Memberi pencerahan pada kita bahwa B.Aceh bukan hanya sekedar kota tua, tapi dibalik itu tersimpan sejarah yang sangat mengagumkan… 🙂