Hikayat, Informasi Pendidikan Sejarah Aceh
Banda Aceh – Kehadiran penghikayat aceh yang terus membahana saat ini, baik dikalangan seniman maupun sejumlah mahasiswa kini mulai menjadikannya media dan informasi sebagai pendidikan sejarah Aceh.
Seorang seniman Aceh, Joehari Samalanga, mengaku, bahwa sejak tiga kali menonton pertunjukan hikayat Aceh yang ditampilkan muda media banyak hal yang bisa diambil untuk Aceh saat ini. Berbicara seni hikayat adalah sebuah cara penyampaian informasi kepada raja maupun masyarakat pada zaman dulu, berbeda dengan Jepang yang menjaga budayanya seperti Kabuki.
“Seni hikayat itu adalah sebuah seni warisan indatu kita dan harus dipertahankan, Hikayat juga sebuah media kampanye yang efektif dan salah satu media yang dimiliki oleh Aceh,” tegasnya sambil menonton penampilan Muda Balia di Grand Kupi Banda Aceh, Selasa (25/6/2013) malam seperti dilansir wartaaceh.com.
Hal yang sama juga diakui Ketua Gabungan Musisi Aceh (GMA), Mahfud, bahwa hikayat Aceh harus terus dipertahankan dan harus dikembangkan seperti masa masa raja.
“Akan kita koloborasi dengan musik, yang jelas tidak terlepas dengan etnis aceh. Kami dari musisi aceh siap mengangkat kembali marwah seni hikayat aceh,” kata Mahfud.
Mahfud juga mengaku bahwa pihaknya yang tergabung dalam GMA akan berbicarakan dengan panyair Aceh Muda Balia untuk mengkolobarisakan musik etnis Aceh dengan hikayat.[]