Malam Puisi Aceh, Suguhan Cinta dan Perjuangan Dalam Sastra
Sumberpost | Banda Aceh – Kemarahan memekik nyaring melalui pengeras suara. Sesaat kemudian berganti dengan ungkapan cinta yang mendayu, hingga membawa pengunjung cafe larut dalam alunan puisi. Seperti itulah suasana di Sabtu malam (9/11). Puluhan pemuda antusias menyaksikan acara Malam Puisi Aceh yang bertempat di Cafe One 4 Chocolatte, Lamprit, Banda Aceh.
“Berkat dukungan sejumlah komunitas seperti Akar Imaji, Sastra Kedai Kopi, Diskusi Kutu Buku, One 4 Chocolatte dan Oz Radio. Sehingga acara Malam Puisi Aceh bisa kita selenggarakan,” kata inisiator acara, Cut Tya Syahara.
Ia menjelaskan, acara itu tercetus oleh salah satu komunitas Twitter @comaditya, yang sebelumnya sukses menggelar Malam Puisi , sampai akhirnya diikuti oleh sejumlah kota di Indonesia.
”Banda Aceh menjadi kota ke-21 yang menyelenggarakan acara ini, sebelumnya ada Bali, Jogja, dan beberapa kota lain,”tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tya juga mengungkapkan betapa besar minat pemuda terhadap sastra. Hanya saja wadah penyalurannya yang saat ini masih sulit ditemui. Maka Malam Puisi Aceh menjadi kesempatan untuk membuka, memajukan ruang sastra, dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa sastra bukanlah hal yang kaku untuk dinikmati.
“Saya salut dengan antusias para pemuda yang hadir menyaksikan acara ini. Meski baru direncanakan selasa lalu dan minim persiapan, tapi acara berlangsung meriah, hingga belasan orang mendaftar untuk membacakan puisi,” ungkapnya.
Malam Puisi Aceh rencananya akan digelar secara rutin. Tentunya dukungan berbagai pihak, baik mahasiswa hingga insan pers. ”Saya ingin agar anak-anak muda memahami sastra, karena sastra itu pikiran. Jadi para pemuda harus punya role model dalam sastra,”harapnya.[Fmardha]