Oleh : Zijjue el syifa
“Maaf aku hanya ingin bertemu denganmu secara pribadi.”
“Apa maumu?”
“Aku hanya ingin kau memaafkanku.”
“Apa maksudmu aku harus memaafkanmu? Kau telah menjadikanku tidak ubahnya tempat ziarah yang tiada artinya, sekarang kau minta Aku untuk memaafkanmu? Kau pikir semudah itu?”
“Ya, Aku tau… tapi tolonglah.”
“Aku bukan tempat untuk mensucikan dosa-dosamu. Jadi tolong pergilah dari hidupku”
“tidak,,, ini semua salah paham”
“Oke, jika kau ingin Aku memaafkanmu, Aku akan memaafkanmu, apa kau puas?”
“Tidak, ini semua salah karena Aku berusaha menjadi sosok yang kau cintai,sehingga ketika Aku menghianatimu engkau kehilangan kepercayaan akan cinta dan engkau kehilangan harapan untuk menemukan orang yang benar-benar mencintaimu dan Aku minta maaf untuk itu.”
“Tidak ada yang perlu di maafkan.”
“Aku tau kau telah menutup hatimu untuk yang lain setelah Aku.”
“Tidak, Aku akan melupakan semua moment bersamamu saat Aku menikah nanti.”
“Kau berhak mendapatkan suami terbaik, jadi maafkan Aku, bukalah hatimu untuk orang-orang itu”
Dulu aku di karunia cinta itu
Dari buntalan lembut zikir yang kau berikan padaku
Ia datang dengan baju pengantin
Membawa cinta itu untukku
Namun Ia sedang berjauhan hingga usia berlalu
Untuk mengugakapkan cinta itu
“Tentu, Aku sudah membuka hatku untuk seseorang, yah seseorang yang sangat kucinta hingga di surga nanti.”
“Yah, Aku ingin mengaku sesuatu padamu.”
“Apa?”
“Aku menderita usus buntu.”
“Apa itu?”
“Usus buntu adalah sebuah organ sebesar jari dengan panjang beberapa sentimeter yang menempel di sekum(bagian pertama dari usus besar), di sisi kanan bawah perut Anda. Disebut usus buntu karena bentuknya seperti usus namun berujung buntu, seperti sebuah kantong panjang. Akses ke usus ini hanya melalui pembukaan di usus besar.
Sampai saat ini tidak ada yang tahu persis fungsi organ ini. Sebagian dokter meyakini fungsinya tidak ada karena bila dibuang juga tidak menimbulkan dampak apa pun. Namun, sebagian yang lain percaya bahwa pasti ada fungsinya. Bukankah tidak ada yang diciptakan Allah dengan sia-sia? Usus buntu diduga berperan dalam sistem imunitas. Dinding usus buntu berisi jaringan limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membuat antibodi.”
“Ya Tuhan, tidak mungkin.”
“Itu mungkin syifa, Aku telah menderitanya dan semua telah meradang”
“Meradang?”
“Iya, dokter belum memahami sepenuhnya mengapa usus buntu meradang. Peradangan mungkin disebabkan oleh feses, akumulasi lendir atau zat lain yang terjebak di dalam usus buntu. Feses, lendir atau benda asing tersebut kemudian mengeras menjadi seperti batu (disebut fekalit). Menanggapi zat asing ini, jaringan limfatik di usus buntu membengkak dan menutup pembukaan. Setelah penyumbatan terjadi, bakteri yang biasa hadir di dinding usus buntu kemudian mulai menginfeksi. Tubuh merespon infeksi tersebut sehingga menyebabkan peradangan.
Teori lain menyebutkan bahwa peradangan usus buntu disebabkan oleh pecahnya usus buntu sehingga bakteri dari luar memasukinya. Penyebab perpecahan ini tidak jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam jaringan limfatik usus buntu.”
“Oh tidak, jadi sekarang bagaimana?”
“Aku akan operasi besok, makanya Aku mendatangimu untuk minta maaf.”
“Apakah operasi adalah satu-satunya pilihan pengobatan?”
“Operasi adalah satu-satunya pilihan untuk apendisitis berat, yang merupakan kedaruratan medis. Jika tidak segera dioperasi, usus buntu akan pecah atau berlubang (perforasi) sehingga menyebarkan bakteri dan infeksi ke seluruh perut. Hal ini dapat mengakibatkan peradangan serius dari selaput rongga perut yang bisa berakibat kematian.
Apendisitis ringan sampai sedang yang menurut perkiraan dokter tidak berisiko perforasi dan komplikasi mungkin dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun, pengobatan antibiotik ini tidak selalu efektif dan tidak menghilangkan risiko kekambuhan. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa sebagian besar pasien apendisitis ringan dan sedang (88%) dapat sembuh dengan pemberian antibiotik tanpa operasi. Namun, dalam lima tahun berikutnya hampir seperempat (24%) dari pasien yang sembuh tersebut mengembangkan episode kedua dari apendisitis.”
“Bagaimana operasi usus buntu dilakukan?”
“Operasi dilakukan untuk membuang usus buntu yang meradang (disebut apendektomi). Ahli bedah bisa membuat sayatan tradisional di perut atau membuat pembukaan yang lebih kecil dengan perangkat bedah yang disebut laparoskop. Operasi usus buntu biasanya membutuhkan rawat inap 2 -3 hari di rumah sakit. Jika usus buntu diambil sebelum pecah, Aku dapat sembuh segera setelah operasi. Jika usus buntu pecah sebelum dioperasi, mungkin akan pulih lebih lambat dan berisiko mengembangkan abses atau komplikasi lain. Sebagaimana telah disampaikan, karena gejala radang usus buntu seringkali mirip sekali dengan gejala penyakit lain, kadang-kadang dalam operasi dokter baru mengetahui bahwa usus buntu sebenarnya sehat/normal. Dalam hal ini, dokter bedah mungkin akan tetap membuang usus buntu Anda dan menjelajahi seluruh perut untuk menemukan penyebab lain dari nyeri.”
“Apakah radang usus buntu dapat dicegah?”
“Karena penyebabnya tidak diketahui, sampai saat ini tidak ada cara untuk mencegah radang usus buntu.”
“Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak ke samping kanan bawah. Nafsu makan menurun. Mual dan muntah. Diare, sembelit, atau sering buang angin. Demam rendah setelah gejala lain muncul, apa mungkin gejala itu yang ada selalu padamu?”
“Iya, tentu saja.”
“Semoga kau selamat.”
“Terima kasih.”
Setelah itu dunia terasa asing, entah tempat persinggahan entah bukan apa-apa. Semuanya terasa gelap tanpa cahaya. Entah esok hari matahari akan terbit dan memberi sedikit kebahagiaan dan beban itu berkurang walau hanya sesenti.
Penulis adalah mahasiswi UIN ar-raniry Fakultas adab dan Humaniora jurusan sejarah kebudayaan Islam.