17 Juni 2014 Oleh Redaksi Off

Empat Mahasiswa UIN Jadi Peserta dan Pemengan Di Kontes Film Dokumenter

Sumberpost.com | Banda Aceh – Empat mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam wakili UIN Ar-Raniry di kompetisi film dokumenter Aceh. Dua diantaranya terpilih menjadi peserta pelatihan se-Aceh yang diselenggarakan oleh International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS).

Adalah Cut Muhammad Habibi dan Reza Maulana. Selama seminggu sejak 4 hingga 10 Juni 2014, mereka dikarantina di Mess UIN Ar-Raniry. Keduanya terpilih setelah mengikuti seleksi yang dilaksanakan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beberapa waktu lalu.

Dalam pelatihan tersebut, mereka dibekali berbagai materi tentang proses pembuatan film dokumenter oleh pemateri yang mumpuni di bidang perfilman. Kegiatan itu dilaksanakan di Gedung Museum UIN Ar-Raniry yang dipilih menjadi tuan rumah.

Habibi kepada Sumberpost mengatakan, mereka diajari dengan sangat baik bagaimana proses pembuatan film, mulai dari cara menggali ide, tujuan pembuatan skrip, hingga praktek produksi film tentang mahasiswa mandiri. Hasil yang terbaik lanjutnya bakal diputarkan pada hari penutupan pelatihan.

“Nantinya kami ditugaskan membuat film di kampung halaman sendiri, sesuai dengan temanya yaitu “Conflic, disaster, and beyond : change sustainability, and inter connectedness in the indian ocean region”. Film siapa yang terbaik akan dipilih mewakili ICAIOS Aceh ke tingkat Nasional,” ujarnya.

Kedepannya, mahasiswa semester enam ini berharap agar kegiatan seperti ini dapat diadakan dengan rutin, sehingga terus melahirkan lebih banyak sineas muda di Aceh.

Sementara itu, ukiran prestasi di bidang film dokumenter juga diraih oleh Arziqi Mahlil dan Munzir. Nama yang disebutkan di atas mewakili kampus biru dalam ajang Aceh Documentary Competition (ADC) dengan filmnya berjudul “Dalail”.

ADC merupakan kompetisi film dokumenter yang diadakan sejak 2013 lalu. Kali ini dengan tema Soul of Culture, berhasil mengantar merekamasuk lima besar dari dua puluh peserta di Balai Badan Pelestarian Budaya, Banda Aceh.

“Saat ini peserta yang lolos kelima besar sedang melakukan inhost training selama delapan hari, yang berlansung di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Neuhen (Aceh Besar)”, ujar Arziqi saat dihubungi via selular beberapa waktu lalu.

Mahasiswa konsentrasi jurnalistik ini menjelaskan, film Dalail ini merupakan kajian tentang bagaimana budaya Aceh yang mulai terkikis, dengan banyaknya budaya yang masuk ke Aceh pasca Tsunami. Ia berharap budaya Aceh khususnya Dalail Khairat, dapat diperkenalkan ke tingkat nasional bahkan internasional. []

Zuhri noviandi, Dofa Muhammad Aliza | Berita ini sudah dimuat di Kuphi Kampus edisi 8