Sumberpost.com | Banda Aceh – Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN AR-Raniry, Syabuddin Gade membantah perihal larangan peusijuk dikalangan mahasiswa jurusan. Hal itu diungkapkannya setelah merebak isu larangan membuat acara peusijuk di kalangan mahasiswa beberapa waktu lalu.
Peusijuk adalah salah satu kegiatan semacam peresmian bagi mahasiswa baru yang lulus di kampus biru. Acara itu dilakukan setiap tahunnya oleh seluruh Himpunan Mahasiswa Jurusan se-UIN.
Dalam wawancara dengan Sumberpost.com, Rabu (17/9) siang, Syabuddin Gade menegaskan tidak ada larangan untuk membuat kegiatan peusijuk. Akan tetapi larangannya tertuju pada pengutipan uang dengan dalih membuat peusijuk.
“Ini kan proyek mereka (HMJ). Ada 2000 jumlah mahasiswa baru. Jika 1 mahasiswa diminta Rp 100 ribu saja, berarti ada sekitar Rp 200 juta uang yang masuk. Mau dibuat acara semewah apa satu hari itu ? Pihak kampus maupun BLU (Badan Layanan Usaha) juga mengeluarkan aturan larangan pemungutan uang baik sesama mahasiswa maupun dosen kemahasiswa dengan mengatasnamakan kampus,” kata Wadek III.
Ia mengatakan, peusijuek boleh dilaksanakan karena memang budaya Aceh. Namun ia berharap jangan sampai ada tindakan pemerasan. Syabuddin mencontohkan, seperti jika tidak membayar sejumlah uang, tidak bisa mengambil KHS atapun KRS nya dipersulit dan ancaman lainnya.
“Dimana hubungan Pesijuek dengan KRS,kan tidak ada,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama wakil dekan tiga berharap, tidak adalagi dalih-dalih seperti hal-hal yang berbaur pemerasan.
Reporter: Aprizal Rachmad | Foto: Gemabaiturrahman