Kemendikbud Usut Dugaan Korupsi Kurikulum 2013
Sumberpost.com | Jakarta – Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan sudah menerima berkas dugaan korupsi pengadaan buku/modul pengawas sekolah terkait Kurikulum 2013 dari Indonesia Corruption Wacth (ICW).
Kemendikbud akan membentuk tim investigasi untuk mendalami dugaan korupsi yang merugikan negara hingga Rp 786 juta itu.
Kamis (18/12)
“Kita akan bentuk tim investigasi, satu tim ada 5 orang. Paling tidak besok atau lusa sudah terbentuk,” kata Inspektur Jenderal Kemendikbud Haryono Umar di kantornya,Haryono menjelaskan, seminggu lalu Mendikbud Anies Baswedan memang sudah meminta dirinya untuk menyelidiki penyelenggaraan Kurikulum 2013. Beberapa hasil sudah ditemukan, hanya saja datanya masih bersifat umum.
“Informasi itu apa saja yang terjadi terkait pelatihan, pengadaan bukunya, dan implementasi sudah kita sampaikan informasi umum. Tentunya kita akan melakukan tindak lanjut. Artinya hal-hal tertentu akan kita lakukan invesyigasi. Alhamdulillah ini ada informasi baru dari ICW. Ini akan jadi bahan kami juga,” lanjut dia.
Haryono mengaku sangat mengapresiasi langkah ICW yang menelusuri dugaan korupsi yang ada di Kemendikbud. Hal ini sangat membantu kerja Irjen terlebih jumlah personel sangat terbatas. Dengan ditindaklanjuti laporan ini, tidak menutup kemungkinan adanya gratifikasi di balik penyelenggaran Kurikulum 2013.
“Bisa saja ada gratifikasi. Secepatnya akan kami tindak lanjuti. Ini akan kita lanjuti dengan investigasi,” tandas Haryono.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Monitoring dan Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri mengatakan, pihaknya mendapat bukti beberapa tim di Malang. Buku itu dicetak 22.221 eksemplar dengan total nilai Rp 983 juta untuk anggaran 2013. Pengadaan ini dilakukan oleh salah satu unit kerja, yakni P4TK bidang otomotif dan elektronika.
“Harga untuk satu buku paling murah Rp 38 ribu sampai Rp 63 ribu. Setelah kami melakukan investigasi dengan meminta harga spesifikasi buku yang serupa, harganya hanya Rp 10.500,” kata Febri.
Dia juga mencium adanya persekongkolan antara pemenang tender dengan perusahaan lain yang ikut dalam tender pengadaan buku Kurikulum 2013 ini. Dalam harga penawaran yang diberikan, perusahaan lain mematok harga sedikit lebih tinggi dan selisih harganya konstan dengan perusahaan lainnya.
“Misalnya urutan kedua, harganya naik Rp 150, dan pemenang ketiga naik Rp 300. Ada dugaan persekongkolan antar peserta lelang. Kami lihat ada dugaan kesengajaan,” ungkap Febri.
Sumber: Liputan 6