Sumberpost.com | Banda Aceh – “Jurnalis itu keras, kalau di marahin sedikit saja sudah down, tidak bisa menjadi jurnalis,” ujar Ervita Khairani dalam Pelatihan Jurnalistik Metro TV On Campus di AAC Dayan Dawood, Kamis (18/12). Pelatihan Jurnalistik ini menghadirkan tiga pemateri dari Metro TV, yaitu Widya Saputra, Wahyu Wiwoho, Elvita Khairani, serta Tony Trimarsanto dari Eagle Documentary Clinic.
Nada serupa juga dilatunkan Wahyu Wiwoho, seorang presenter tidak hanya duduk manis di depan layar, tapi juga liputan lapangan, jelasnya. Elvita mencontohkan, saat Ia meliput peristiwa tanggul yang hampir jebol. “Mau nggak mau tetap harus kita liput, karena itu tugas kita. Jujur, saya waktu itu gemetaran,” aku Elvita.
Tambah Elvita, ekspresi wajah sering menjadi masalah bagi presenter, karena apapun yang terjadi presenter harus tetap terlihat tenang. “Yang saya takuti waktu lagi siaran adalah Mood. Tapi setiap presenter punya caranya sendiri untuk mengatasi mood.”
Saat ini jurnalistik sudah menjadi gaya hidup. “Menjadi jurnalis itu harus punya banyak teman, mata-mata ada di mana-mana, dan banyak membaca,” tutur Elvita. Ia juga menambahkan, jurnalis harus menggunakan jaringan sebaik-baiknya.
“Kalian juga harus banyak-banyak baca berita orang lain. Wartawan itu sarapannya koran,” ujar Wahyu mengutip perkataan wartawan senior di era soeharto.
Saat Wahyu Wiwoho bertanya kepada mahasiswa siapa yang ingin menjadi presenter, tidak sedikit yang mengacungkan tangannya ke langit, bahkan kebanyakan dari mereka berasal dari jurusan seperti Pertanian, Kedokteran, FKIP, Ekonomi, dan Kedokteran.
Abdul hadi firsawan | Foto : Zuhri noviandi