Sumberpost.com | Banda Aceh – Pergelaran Pameran dan Festival Kebudayaan Aceh dan Jepang yang bertajuk Community Based Mutual Reconstruction Acceleration Program By Utilization of Local Resources in Banda Aceh City and Higashimatsushima City di Escape Building Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, (25/12). Sebagai ajang tukar ide.
Marliya Defi, panitia acara tersebut mengatakan acara ini bertujuan untuk berbagi informasi dalam antara Aceh dan Jepang, diantaranya pembangunan kota, budaya, dan bisnis. “Ini sebagai ajang tukar ide,” ujar Defi kepada sumberpost.com.
Daerah Aceh dan Higashimatsushima punya kesamaan, yaitu kedua daerah ini sama-sama terkena bencana tsunami. Pameran kebudayaan Aceh dan Jepang ini di gelar selama seminggu sejak Senin (22/12) hingga Minggu (28/12).
Pameran ini menampilkan kesenian, tarian, makanan, budaya, bahkan musisi dari Jepang sendiri. Berbagai produk kerajianan lokal, pameran foto tsunami Aceh 2004, bazar, dan sampah organic yang telah diolah menjadi pupuk dan pakan ikan juga di tampilkan dalam pameran ini.
Iko Imelda Arisa, staff dosen di Politeknik Indonesia-Venezuela mengatakan pemerintah Jepang ingin masyarakat memanfaatkan sampah dengan mendaur ulang sampah organik. “Manfaatnya banyak, selain untuk mengurangi polusi lngkungan, juga bias mengurangi sampah rumah tangga,” ujar Iko.
Festival seni dan budaya jepang cuma di tampilkan pada tanggal 22, 25, dan 28 Desember. “Kita mau orang-orang tau kebudayaan Jepang dan Aceh, kita mengambil budaya yang bagus-bagus saja. Di sini kita juga belajar dari cara bagaimana mengatasi tsunami,” kata Ria, panitia lainnya.
Abdul Hadi Firsawan, Muhammad Dofa Aliza