Sumberpost.com | Banda Aceh – Pemerintah Aceh memberikan penghargaan kepada negara-negara yang telah membantu Aceh saat bencana tsunami melanda 10 tahun silam, di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, (26/12). Penghargaan tersebut didedikasikan atas aksi kemanusiaan dan solidaritas yang telah masyarakat dunia lakukan untuk Aceh.
Negara-negara yang memperoleh penghargaan diantaranya, Turki, Francis, Inggris, Amerika Serikat, Oman, Swedia, Portugis, Jerman, Malaysia, Singapura, dan India.
Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden Indonesia, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh dunia. Ia mengatakan, sesuatu yang berat bisa kita selesaikan dengan kebersamaan dan kesetiakawanan. “Makanya saya berterima kasih kepada semua yang telah membantu.”
Saat itu, banyak orang memberi sumbangan untuk membangun kembali Aceh. “Kita semua yang hadir di sini tidak akan sia-siakan amanah (sumbangan) ini,” ujar JK. “Kita harus terus membantu, karena tanpa saling membantu tidak bisa kita berdiri sampai sekarang. Semua itu tidak bisa kita selesaikan tanpa persatuan, itu pelajaran yang kita dapat dalam bencana ini,” lanjutnya
Banyak yang tidak percaya kalau Aceh bisa di bangun seperti sekarang dalam waktu 10 tahun. Menurut JK, semangat orang aceh untuk hidup yang lebih baik, membuat Aceh bisa menjadi seperti sekarang ini.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan tsunami 2004 silam telah memporak porandakan sebagian besar wilayah Aceh dan membuat masyarakat internasional bersimpati untuk Aceh.
“Aceh selalu menerima siapapun, sebagai sikap keterbukaan kami. Bencana ini mengingatkan kita untuk terus menjaga lingkungan. Ini juga yang mendasari pemerintah Aceh untuk memperkuat solidaritas. Aceh tidak sepi dengan bencana, karena itu mitigasi tanggap bencana dimasukkan dalam program pemerintah aceh,” ujar Zaini.
Suasana Haru
Pemutaran film dokumenter tsunami Aceh 2004 silam di iringi nyanyian artis Aceh, Rafli yang membawa lagu Aneuk Yatim, sukses membuat haru para undangan. Tidak sedikit para undangan yang meneteskan air matanya. Pembacaan puisi oleh Taufik Ismail juga mewarnai suasana haru itu.
Isak tangis para undangan terdengar jelas dari dalam tenda, suasana haru pilu semakin bertambah dengan kehadiran Fanisa, korban tsunami 2004 silam yang sempat di jual ke negeri Jiran Malaysia.
Bahkan, masyarakat rela berdiri di samping lapangan Blang Padang untuk menonton film dokumenter itu dari kejauhan.
Abdul hadi firsawan | Foto : Aprizal Rachmad