PMI Dirikan Unit Usaha Pasca Tsunami
Sumberpost.com | Banda Aceh – Pasca bencana tsunami yang melanda Aceh 2004 lalu, Palang Merah Indonesia (PMI) membentuk beberapa unit usaha guna membantu perekonomian gerakan ini.
Diantara unit usaha yang berada di bawah PMI Provinsi Aceh ialah Radio Rumoh PMI, Hotel Rumoh PMI, dan gedung serbaguna. Semua unit usaha ini berada dalam satu kawasan di Neusu, Banda Aceh.
Station and Marketing Officer Radio Rumoh PMI, Dedek Iswadi mengatakan, unit usaha yang Ia pimpin ini awalnya berdiri pada 2006, dibangun oleh Irish Red Cross.
Tujuan di bentuk Radio Rumoh PMI sebagai sebuah sarana untuk mempertemukan donatur dengan korban bencana alam tsunami. Awalnya, Radio Rumoh PMI menggunakan jaringan satelit.
“Jadi, kalau ada orang yang komplain, akan kita pertemukan dengan yang beri bantuan. Misalnya ada yang bilang udah sumbang rumah, tapi nggak sampai ke korbannya,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Namun, pada 2009 pihak Irish Red Cross berhenti menyalurkan dana, karena biaya satelit mahal. Di tahun yang sama, Radio Rumoh PMI menggunakan frekuensi 107 FM.
Dedek Iswadi menyatakan, pada akhir 2012 Radio Rumoh PMI sudah mandiri. Hingga kini, Radio Rumoh PMI menyiarkan pemberitaan, kebencanaan dan kesiapsiagaan, edukasi, dan hiburan.
Pendapatan Radio Rumoh PMI diperoleh dari talkshow dan iklan. Untuk mencapai target pendapatan, Dedek Iswadi menuntut penyiar dan reporter Radio Rumoh PMI bekerja secara profesional.
“Sekarang yang banyak talkshow dan iklan dari orang dinas dengan lembaga swadaya masyarakat. Kreatifitas dan keuletan akan menambah income, kalau itu tidak ada, radio ini akan mati,” tutur pria yang akrab di sapa Dodi ini.
Selain Radio Rumoh PMI, ada juga Hotel Rumoh PMI sebagai unit usaha PMI. Kata Direktur Hotel Rumoh PMI, Safriyal, pendapatan Hotel Rumoh PMI mencapai Rp 1 milyar per tahunnya.
Kini, fasilitas Hotel Rumoh PMI terbilang mewah. Harga fasilitasnya pun beragam, dari Rp 300 ribu hingga Rp 4.5 juta. Meski demikian, pada saat pertama sekali di bentuk, hotel ini hanya mempunyai fasilitas seadanya lantaran tidak adanya investor.
“Gedung hotel ini berdiri diatas tanah hibah dari Provinsi Aceh. Gedung itu ada sejak 2007, tapi baru berjalan maksimal di tahun 2012,” jelas Safriyal.
Sementara itu, lanjutnya, hotel ini sering di pakai oleh wisatawan mancanegara seperti malaysia. Kata Safriyal, apabila ada anggota Palang Merah yang ingin memakai fasilitas hotel, akan di berikan diskon. []
Abdul hadi f | Foto : istimewa