22 April 2015 Oleh Abdul Hadi Off

Electric Parking Belum Menjadi Solusi

Sumberpost.com | Banda Aceh – Kampus UIN Ar-Raniry perdana menerapkan sistem electric parking (e-parking) pada Sabtu (11/4/2015). Saat ini, disetiap jalan masuk kampus Ar-Raniry dilengkapi sistem modern itu.

Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi Ibrahim mengatakan, parkir tersebut diberlakukan untuk mengatasi pencurian yang selama ini marak terjadi di kampus Ar-Raniry.

Lanjut Rektor, beberapa pencurian kendaraan sempat terekam cctv. Namun, setelah rekaman cctv diserahkan ke pihak berwajib, pelaku belum juga ditemukan. Setiap terjadi kehilangan kendaraan, tambahnya, puluhan sampai ratusan pesan masuk ke handphone-nya.

“Kalau kehilangan, ramai sekali orang yang sms saya, dan bahasanya kasar sekali,” aku Farid, Rabu (15/4/2015).

Kini, UIN Ar-Raniry bekerja sama dengan perusahaan CV Jada Perkasa menerapkan sebuah sistem bertaraf internasional yang dianggap mampu menjaga keamanan kendaraan.

“Dia (CV Jada Perkasa) bilang ke saya. Pak Farid, itu parkir tidak mungkin kecurian lagi, karena sudah ada cctv disetiap pos parkir. Memang tidak hilang lagi kalau pakai sistem ini. jadi sistem electric ini memang solusi,” kata Farid menirukan suara CV Jada Perkasa.

Namun demikian, mahasiswa mempertanyakan komitmen perusahaan pengelola e-parking terhadap keamanan. Pasalnya, dalam pamplet di depan pos parkir, tertera tulisan yang mengatakan apabila terjadi kehilangan, akan menjadi tanggung jawab pribadi.

Selain itu, mahasiswa juga berang dengan kemacetan yang terjadi setiap kali sistem diberlakukan. Bahkan, pada Rabu, 15 April 2015 pagi, antrian mencapai PDPK Unsyiah.

Selain itu, iuran yang dikenakan untuk mahasiswa juga dinilai memberatkan. Ada dua model pembayaran, yaitu tiket dan kartu. Untuk tiket, setiap kali pengendara masuk lingkungan kampus Ar-Raniry akan dikenakan iuran Rp1000.

Namun, kata Rektor, hal itu tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Dalam kesepakatan, iuran yang dikenakan untuk mahasiswa ialah Rp1000 per hari. “Jadi mau seratus kali pun masuk, tetap Rp1000 bayarnya.”

Sedangkan kartu, pembayaran cukup dilakukan sekali dan bebas iuran keluar masuk sesuai jangka waktu yang diambil, paling minimal Rp25 ribu untuk satu bulan.

Tanggapan Perusahaan

Sementara itu, Supervisor CV Jada Perkasa Idris Marbawi, saat ditemui sumberpost.com pada Jumat (17/4/2015) menegaskan, sistem e-parking lebih mengutamakan keamanan.

Saat masuk, terdapat kamera yang memantau dan memotret muka serta kendaraan. Di pintu keluar, operator akan diperlihatkan foto kendaraan yang masuk tadi melalui komputer. “Jadi kalau seandainya yang bawa kendaraan itu orang lain, akan kita pertanyakan dan tahan dulu,” jelas Idris.

Namun, lanjutnya, sendainya tetap terjadi pencurian, akan ditelusuri oleh perusahaan dan rektorat. “Kita tidak akan lepas tangan, akan kita cari sampai dapat,” tandasnya.

Terkait kemacetan, kata Idris, akan diberlakukan sistem buka tutup. Apabila antrian sedang menumpuk, palang akan dibuka dan diperiksa saat keluar nanti. “Kira-kira space-nya 50 meter. Kalau lebih dari itu, palang akan dibuka.”

Untuk mengurangi kemacetan, pihak perusahaan akan menambah dua pintu masuk lagi. Selama ini, ucapnya, penerapan e-parking baru tahap perkenalan alat. Lagi pula, lanjut Idris, Rektor mendesak agar parkir tersebut segera diberlakukan.

Terkait pembayaran, Ia menyarankan kepada mahasiswa untuk membuat kartu. “Kalau pakai tiket, tidak ada cerita, tiap kali masuk harus bayar,” tuturnya. “Sistem pembayaran ada per hari, per bulan, per tiga bulan, dan per enam bulan,” lanjut Idris.

Ketika di tanya mengenai asuransi kendaraan, Ia mengatakan, mahasiswa yang menginginkan asuransi akan dikenakan biaya lebih. Harga yang tertera di pamplet depan pos parkir, belum termasuk biaya asuransi, kata Idris.

“Tapi yang pakai asuransi ini belum kita tetapkan nominal dan belum disosialisasikan,” imbuhnya.

Sarat Kekurangan

Menanggapi penerapan e-parking, seluruh lembaga mahasiswa di kampus Ar-Raniry mengadakan musyawarah pada Kamis (16/4/2014). Dalam musyawarah itu, di tetapkan beberapa hal yang dianggap sebagai masalah pada e-parking.

“Masalah saat ini, antrian yang sangat panjang akibat kurang pintu masuk,” kata Muddasir, salah satu mahasiswa yang mengikuti musyawarah. Selain itu, iuran yang dibebankan kepada mahasiswa juga di nilai memberatkan.

Pun demikian, musyawarah itu juga menghasilkan solusi yang nantinya diberikan ke pihak rektorat. Untuk masalah kemacetan, lembaga-lembaga ini menyarankan agar di tambah pintu masuk ke kampus Ar-Raniry.

Terkait iuran, ujar Muddasir, pihaknya menginginkan hanya dibebankan Rp20 ribu saja, dan tidak dikutip iuran lagi hingga selesai kuliah, atau pilihan lainnya ialah dikutip biaya parkir sebesar Rp5 ribu tiap semesternya.

Sementara terkait kemanan, pihaknya menegaskan, CV Jada Perkasa harus bertanggung jawab. Ia menambahkan, akan mengirim sebuah surat yang sudah di tanda tangani oleh seluruh lembaga di kampus Ar-Raniry ke Rektor.

“Apabila Rektor tidak mengindahkan surat pernyataan kami, maka kami akan buat aksi besar-besaran,” pungkas Muddasir. Menurutnya, e-parking berpotensi memperlambat aktivitas di kampus. “Kemacetan ini, membuat mahasiswa tertekan karena takut telat masuk.”

Tutur Muddasir, sistem e-parking menunjukkan kampus Ar-Raniry tidak tertinggal oleh teknologi. Namun, sistem moderen harus di imbangi dengan pelayanan yang bagus.

“Iuran dengan kemacetan yang membuat kami keberatan, dan jika memang tidak ada jaminan kalau ada kehilangan, maka kami menganggap tidak perlu parkir moderen ini,” tandasnya. []

Abdul Hadi F