Diskors, Hendra merasa seperti dituduh sebagai pelaku kekerasan
Sumberpost.com | Banda Aceh – Terkait skorsing yang dijatuhkan oleh Rektor Univesitas Syiah Kuala, Samsul Rizal, terhadap delapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) di kampus tersebut, salah seorang dari mahasiswa yang dikenakan skorsing menceritakan kisahnya kepada portal ini.
Ialah Ketua Himpunan Mahasiswa Sosiologi, Hendran Gunawan. Ia mengaku, sampai hari ini belum mendapatkan surat keputusan skors dari pihak rektorat. Ia menyatakan, tahu diskors dari Blacberry Massanger (BBM).
“Taunya karena di kirim pesan melalui BBM oleh teman dan hingga hari ini saya juga belum dipanggil oleh pihak rektorat. Daftar yang terkena skorsing itu telah tersebar difakultas lain,” tutur Hendra.
Ia mengiyakan bahwa dari himpunan mahasiswa sosiologi mengadakan kegiatan di luar kampus, tepatnya di Indrapuri, Aceh Besar. Namun, ia tidak mengetahui soal surat keputusan yang melarang mahasiswa mengadakan kegiatan di luar kampus.
“Biasanya selama ini kita juga sering melakukan bakti sosial, tetapi kenapa sekarang ini saat kami melakukannya kembali kami mendapatkan skorsing,” ujarnya kecewa.
Kurangnya sosialisasi terhadap surat larangan tersebut, membuat ia terkejut saat dinyatakan terkena skors. Dalam kegiatan yang ia mahasiswa Sosiolgi lakukan pada 5-6 September, tidak terdapat unsur peloncoan.
Dalam kegiatan di Indrapuri, mahasiswa hanya melakukan bakti sosial dan bercengkarama bersama masyarakat setempat. “Kami juga sudah berkoordinasi bersama Geuchik (Kepala Desa) dan kita juga mendapatkan surat izin.”
Hendra dijatuhkan skorsing selama satu semester, Hendra merupakan mahasiswa angkatan 2012 yang saat ini telah memasuki semester tujuh. Hendra mengaku sangat dirugikan. Melalui surat skorsing, ia merasa seperti dituduh sebagai pelaku kekerasan dan membuli mahasiswa baru.
Bahkan kata Hendra, hingga hari ini salah seorang teman darinya yang juga terkena skor, tidak berani untuk masuk kampus lagi.
“Sangat kita sayangkan apa lagi kami sudah membayar spp, kegiatan akademik kami untuk saat ini semuanya tertunda,” ungkapnya kecewa. []
Zuhri Noviandi | foto: Abd Hadi