Kisah Anak Penderita Kanker
Sumberpost.com | Banda Aceh – Dua anak penderita kanker berbagi kisah dan pengalamannya kepada ratusan peserta Seminar Awam, Deteksi Kanker Pada Anak di Aula Dinas Kesehatan Aceh pada Sabtu (7/11/2015). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Chirdern Cancer Care Comunity (C-Four) Aceh.
Dua anak tersebut ialah Ratih Dwi Suci, penderita kanker otot yang selama ini dalam pengobatan kanker didampingi oleh Smiling Kids Medan. Seorang lagi bernama Hayatun Nufus, penderita Leukemia CML yang selama ini dalam pengobatan didampingi oleh C-Four Aceh.
Ratih, gadis kelahiran Kuala Simpang bercerita, pertama kali tanda-tanda kanker pada tubuhnya nampak pada 2010 lalu. Ketika itu, lengan kirinya bengkak tanpa sebab. Orang tua Ratih kemudian membawanya ke rumah sakit umum di Kuala Simpang.
Di rumah sakit tersebut, ia diagnosa terkena getah bening dan dirujuk ke rumah sakit di Medan. Melihat kondisi lengannya, dokter menyarankan agar lengan Ratih di amputasi. Namun orang tua Ratih tidak mengizinkan.
Hingga kelas enam Sekolah Dasar, gadis berkulit sawo matang ini sudah menerima hingga lima kali kamoterapi akibat penyakit yang dideritanya. Setelah kamoterapi yang kelima, ia sembuh. Namun ia trauma dengan dokter.
Beberapa waktu kemudian lengan Ratih kembali membengkak. Akibat trauma dengan dokter, Ratih tidak berobat ke rumah sakit. Seiring waktu berlalu, lengan kiri Ratih terus membengkak hingga pecah sendiri. Barulah, orang tuanya kembali membawa Ratih ke rumah sakit. Di sana, lengan Ratih di amputasi.
Kini, Ratih hanya punya lengan kanan. “Ratih merasa capek dan menyerah hadapi semua ini. Tapi orang-orang disekeliling Ratih terus semangatin,” ungkapnya.
Ia memberi pesan kepada peserta seminar, jika suatu hari terjangkit sebuah penyakit, bawa saja ke rumah sakit dan jangan takut dengan dokter. Dan jika terkena kanker, jangan patah semangat, terus berjuang, dan tetap berdoa, tuturnya.
Ratih bercita-cita menjadi psikolog hebat dan mempunyai rumah singgah sendiri untuk anak kanker.
Sementara itu, gadis penderita leukemia CML, Hayatun Nufus bercerita, pertama kali merasakan gelaja penyakitnya pada 2012. Tepatnya ketika ia sedang menjalani ujian di sekolahnya. Ketika itu, tiba-tiba badan Nufus lemas sampai tidak kuat lagi menulis.
Hari itu juga ia dibawa ke puskesmas tempat ia tinggal, daerah Idi, Aceh Timur. Di sana, limpa Nufus dikatakan petugas puskesmas gembung. Ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin di Banda Aceh.
Di rumah sakit tersebut, ia terus mendapat pengobatan hingga saat ini. Nufus shock ketika pertama kali mendengar penjelasan dokter mengenai penyakit yang dideritanya.
“Sedih kali pertama tau kena kanker. Kok bisa kena, sedang keluarga saya yang lain tidak. Tapi mama terus semangatin Nufus,” tuturnya.
Ia berpesan, agar masyarakat menjaga kesehatan dengan tidak mengkonsumsi makanan yang tidak jelas. Ia menyampaikan harapannya yang ingin jumpa dengan anak kanker lain dan mengajak berjuang bersama-sama. []
Abd Hadi F | foto: Zuhri N