11 Januari 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Komputer Pustaka Dipakai Buka Youtube dan Facebook

Perpustakaan UIN Ar-Raniry merupakan perpustakaan terbesar ketiga di kawasan Kota Banda Aceh setelah Perpustakaan Wilayah Aceh dan Perpustakaan Unsyiah. Perpustakaan ini dibangun dan diresmikan pada 21 Juni 1994 oleh Dr. H. Tarmizi Taher, Menteri Agama yang menjabat saat itu.

Perpustakaan UIN Ar-Raniry berlantai dua dan mempunyai buku yang cukup banyak. Pustaka ini juga mulai menerapkan sistem online sejak 2015 lalu, yaitu Online Public Access Catalog yang digunakan mahasiswa sebagai aplikasi untuk mencari buku. Selain itu juga tersedia mesin peminjaman mandiri.

Pustaka kampus biasanya dimanfaatkan mahasiswa untuk mencari bahan dari tugas perkuliahan. Pustaka UIN Ar-Raniry sendiri memiliki satu ruangan yang jarang terlihat sepi, yaitu ruang komputer. Di ruangan itu, tersedia komputer sebanyak 24 unit. Di ruang itu juga disediakan jaringan untuk mengakses internet.

Di ruangan itu, mahasiswa terlihat sibuk mengoperasikan komputer. Ada yang sibuk mengetik, mencari bahan, dan mengupload berita.

Kendati demikian, ada juga mahasiswa yang memanfaatkan jaringan internet di ruangan komputer dengan menonton video di youtube dan membuka facebook. Tidak salah memang, tapi jika membuka youtube dan facebook memakai komputer perpustakaan bukan untuk kepentingan belajar, itu merupakan suatu bentuk kesalahan dalam menggunakan fasilitas pendidikan.

Apa jadinya jika komputer pustaka digunakan untuk menonton single atau album terbaru Katy Perry. Atau membuka facebook untuk membalas pesan.

Komputer dan jaringan internet yang disediakan bisa digunakan siapa saja. Namun, dalam hal penggunaan, bukan berarti kita dapat menggunakan sebebas-bebasnya dan sesuka kita layaknya di warung internet.

Hal ini sangat mengganggu kenyamanan mahasiswa lain yang sedang mencari bahan tugas kuliah. Pasalnya, kekuatan jaringan yang ada di perpustakaan terbilang lemah, hanya 54.0 Mbps (Perpus-Mhs).

Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama pihak UPT. Perpustakaan. Bila perlu, pasang kamera pengintai atau CCTV di ruang tersebut, kemudian panggil mereka yang mempergunakan komputer dan fasilitas internet untuk keperluan yang jauh dari tujuan serta nilai-nilai pendidikan.

Jika hal ini terus berlanjut, maka fasilitas perpustakaan tidak bias dimaksimalkan dengan baik oleh mahasiswa yang betul-betul mencari bahan tugas kuliah di internet. Dan ditakutkan nantinya, bisa-bisa fasilitas computer dan internet perpustakaan juga digunakan sebagai tempat bermain judi online. Hal ini bukan tidak mungkin terjadi dan itu semua sangat tidak kita harapkan kedepanya.

Penulis bernama Sara Masroni, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry angkatan 2015.

Foto: Sara Masroni