6 Februari 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Perkampungan Petani Garam

Sumberpost.com | Pidie – Masyarakat Desa Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, umumnya bermata pencaharian sebagai petani garam. Desa tersebut berjarak sekitar 10 kilometer dari Sigli.

Di antara tambak-tambak ikan dan lahan-lahan kosong di Desa Cebrek, dibangun puluhan gubuk sederhana yang disebut lancang. Di tempat itulah warga desa mengais nafkah dengan cara mengolah pasir laut menjadi kristal-kristal garam.

Proses membuat garam diawali dengan menjemur pasir laut disebuah lahan terbuka. Masyarakat kemudian menyiram air laut ke hamparan pasir untuk meningkatkan kadar garam. Berselang dua hari, pasir-pasir dikumpulkan kembali dan disimpan dalam gudang.

Atau biasanya, masyarakat langsung memasukkan pasir tersebut ke sebuah kotak saringan atau niri.

Namun, harga kayu yang tidak murah membuat produksi garam terhambat. Untuk enam kali memasak per enam jam, paling tidak membutuhkan ongkos kayu sebesar Rp. 150 ribu. Angka ini sama dengan pendapatan petani garam setelah tiga hari mengolah 160 kilogram garam.

Selain itu, jika cuaca tidak mendukung seperti hujan, akan mengganggu proses penjemuran pasir laut.

Oviyandi Emnur