5 Maret 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Perjuangan Ajerina Melawan Kanker

Sumberpost.com | Banda Aceh – Suasana kamar hening saat saya menjenguk balita penderita tumor ganas atau kanker rabdomiosarkoma menjelang Magrib, pada Sabtu (5/3/2016). Dua balita yang menjalani pengobatan di Kamar 3 Serune 1 Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh sedang tidur ditemani orang tuanya.

Di ranjang sebelah kanan, Ajerina Marla (3,5 tahun) tidur menggunakan singlet putih, sedangkan bagian bawah tubuhnya ditutupi kain hijau. Tepat di ujung kaki Ajerina, kipas angin menyala.

“Badannya panas, paha juga lecet karena pempes,” ujar ibu Ajerina, Laila Wati. Berbeda dengan balita di ranjang sebelah. Tidak ada infus yang menancap di lengan Ajerina.

Senin (29/2/2016) lalu Ajerina baru saja menjalani operasi untuk mengobati benjolan di paha kanannya akibat tumor rabdomiosarkoma. Orang tuanya mengira, operasi Senin lalu menjadi operasi terakhir yang dirasakan Ajerina akibat tumor itu.

Tapi kemungkinan besar, Ajerina akan kembali menjalani kamoterapi dan operasi. Sudah enam kali balita asal Kabupaten Bener Meriah ini berjuang melewati kamoterapi. Saat ini, kata Laila, dokter RSUZA sedang menjadwalkan kamoterapi ketujuh Ajerina.

Sejak lahir pada Agustus 2012, Ajerina sudah menderita tumor ganas itu. Terdapat benjolan sebesar biji kemiri di pantatnya ketika ia lahir. Enam bulan kemudian, benjolan serupa tumbuh dibagian depan tubuh Ajerina dan terus bertambah.

Laila dan Marhamin, ayah Ajerina, kemudian membawa anak keduanya itu ke dokter spesialis bedah di Aceh Tengah. Dokter itu menyarankan agar Ajerina baru diobati setelah berat badannya mencapai 10 kilogram.

Namun pada umur sembilan bulan, kedua orang tuanya membawa Ajerina ke Rumah Sakit Umum Datu Beru, Takengon, karena tumor semakin membesar. Di sana Ajerina dioperasi. Awalnya Marhamin dan Laila mengira anaknya sudah sembuh.

Mereka terpaksa membawa kembali Ajerina ke rumah sakit ketika umur Ajerina 13 bulan karena tumor itu belum sepenuhnya mati. Benjolan baru muncul di tubuh Ajerina. Kali ini, orang tua membawa Ajerina ke salah satu rumah sakit di Medan.

Usai operasi, dokter menyarankan agar Ajerina di kamoterapi. Berbagai saran dan cerita menakutkan mengenai kamoterapi didengar Marhamin dari kerabat dan tetangga, sehingga ia takut anaknya menjalani proses kamoterapi.

Ia memilih membawa pulang Ajerina dan mengobati anaknya menggunakan pengobatan tradisional. “Kami sempat pakai herbal dan ke dukun,” cerita Marhamin.

Dua tahun lewat, Ajerina tak juga sembuh. Sementara tumor rabdomiosarkoma semakin berkembang ditubuhnya. Pada pertengahan 2015, Laila dan Marhamin membawa anaknya ke RSUZA, Banda Aceh, dan meneguhkan diri memberanikan anaknya menjalani kamoterapi.

Kondisi saat pertama kali di Banda Aceh, cerita Laila, Ajerina tidak bisa berjalan karena kakinya bengkak. Tubuhnya hanya berbalut tulang, kontras dengan perutnya yang buncit. Setelah perbaikan gizi, kamoterapi dilakukan.

Kesehatan Ajerina turun drastis usai kamoterapi pertama. Ia terpaksa transfusi darah untuk menambah Hemogoblin. Pengobatan Ajerina terus berjalan, satu kali kamoterapi, satu kali operasi, dan satu rabdomiosarkoma hilang dari tubuhnya.

Kini, sudah enam kali ia menjalani kamoterapi dan kemungkinan akan menjalani yang ketujuh. Kepalanya tak lagi ditumbuhi rambut, efek samping dari kemoterapi. Tubuhnya juga masih terlihat kecil dibanding anak seusianya.

“Tapi dia (Ajerina) banyak makan. Apapun yang dia minta kami kasih,” tutur Laila.

Keluarga ini tinggal di Tingkem Benyer, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Laila hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan Marhamin menjadi guru Sekolah Menengah Pertama di Bener Meriah. Anak pertama mereka, Ajerina Sahara sedang mengecap pendidikan di Takengon.

Selama menjalani pengobatan di RSUZA, Banda Aceh, Ajerina tidak selalu rawat inap. Kendati demikian, keluarga ini tidak harus bolak-balik Bener Meriah-Banda Aceh untuk berobat. Saat sedang tidak rawat inap, mereka menumpang di rumah singgah Childern Cancer Care Community, Banda Aceh.

Hingga kini, Ajerina Marla masih berjuang melawan tumor ganas rabdomiosarkoma. Semoga ia diberi kekuatan, ketabahan, serta kesembuhan. Semoga! []

Abd Hadi F