Memikirkan Skripsi
Skripsi. Benda ini seperti hantu bagi setiap mahasiswa. Apalagi kalau sudah semester tua, kemana-mana selalu terbayang skripsi. Alhasil, nafsu makanpun hilang, berat badan menurun, dan stres berkepanjangan.
Ada dua tipe mahasiswa dalam menulis skripsi. Pertama, mahasiswa yang tidak mau pikir panjang, akan mengambil jalan pintas, yaitu meminta orang untuk membuatnya. Yang kedua adalah the real mahasiswa, yaitu mahasiswa yang seharusnya. Ia akan mencari cara agar skripsinya selesai ditangan sendiri.
Ada juga tipe mahasiswa yang malah meminta judul pada dosen. Dosen yang baik mungkin akan memberikan judul tanpa pamrih. Tapi, dosen yang tidak mau rugi, kadang-kadang juga meminta mahasiswa tersebut melakukan sesuatu untuknya. Terlebih lagi dosen yang terkenal killer, baru menjumpainya saja sudah diusir.
Dalam perkuliahan, kadang dosen menyelipkan suatu masalah yang dijelaskan kepada mahasiswa. Apabila mahasiswa jeli memperhatikan, tidak tertutup kemungkinan ia bakal dapat judul sebelum orang lain.
Sebenarnya untuk mendapatkan judul skripsi, harus menentukan terlebih dahulu masalah yang ingin dibahas. Karena tanpa suatu masalah, tidak ada yang bisa dibahas dalam skripsi.
Satu hal yang perlu diingat. Apabila sudah punya masalah yang ingin dibahas dan judul, sebaiknya jangan mengatakan kepada orang lain, termasuk kawan sendiri. Karena ditakutkan dengan pemikirannya, bisa jadi dia malah mengembangkan ide tersebut secara lebih luas.
Dengan ini, maka ide yang sudah kita pikirkan tersebut hilang dalam sekejap. Oleh karena itu, saat inilah berlaku istilah “kawan jadi lawan”.
Di semester tua begini, tempat tongkrongan berubah menjadi perpustakaan. Mahasiswa yang punya keinginan untuk menyelesaikan skripsinya sendiri akan meluangkan waktu sekedar untuk melihat dan membaca-baca skripsi kakak/abang leting terdahulu.
Untuk menghindari apa yang sudah saya katakan diawal tadi, persiapkan diri kita mulai dari sekarang. Walau masih di semester II. Tentukan judul apa yang akan kita pilih nantinya serta kecocokan dengan program studi kita. Karena apabila tidak singkron, langsung akan ditolak mentah-mentah.
Kemudian, bagi mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian, sudah boleh mengajukan judul kepada pembimbing. Namun, jika seperti saya yang kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum dan sudah mengambil mata kuliah Metode Penelitian Hukum, ada baiknya langsung mengajukan proposal ketimbang masih hanya judul.
Saya menulis ini bukan karena saya sudah menyelesaikan skripsi. Namun sebaliknya. Berbeda dengan dulu yang masih sangat santai, sekarang kalau ketemu kawan di kampus pertanyaan paling fenomenal adalah, “sudah punya judul?” atau “apa judul skripsi?”.
Belum lagi kalau bertemu dosen pembimbing, cepat-cepat menghindar sebelum dihujani banyak pertanyaan.
Penulis bernama Khayatul Wardani, mahasiswa semester VI di Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry.
Foto: Desi Badrina