Barmawi, Mahasiswa Penjual Roti Bakar
Saya ingin berbagi pengalaman kepada teman-teman yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Semoga bisa diambil hikmahnya.
Saya merupakan salah seorang mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja disela kesibukan berkuliah. Setiap hari saya berjualan Roti Bakar Bandung di Darussalam, tepatnya di Simpang Galon.
Saya mulai menjalani rutinitas sebagai penjual roti sejak masih duduk di semester II Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab UIN Ar-Raniry, atau tepatnya dua tahun lalu.
Awal mula saya membuka usaha roti bakar, ketika seorang teman menawari saya untuk berjualan roti bakar. Kebetulan ia juga penjual roti bakar. Saya lantas menerima tawarannya dengan pertimbangan untuk meringankan beban orang tua.
Kemampuan pendapatan keluarga saya termasuk menengah kebawah. Orang tua saya bekerja sebagai petani di Bubon, Kabupaten Aceh Barat, yang juga daerah asal saya. Sebagai anak laki-laki dari dua bersaudara saya harus mandiri, dan tidak ingin merepotkan orang tua.
Sebagai mahasiswa yang juga bekerja, tentu kita harus pintar–pintar bagi waktu. Cara saya membagi waktu sebenarnya mudah. Hanya saya, ada kendala pada waktu kuliah, terkadang merasa ngantuk. Terkadang, saya juga jualan roti bakar sambil belajar,
Saya berusaha bertanggung jawab dengan apa yang menjadi kewajiban saya. Namun yang terpenting ialah disiplin waktu. Dengan manajemen waktu yang bagus, kuliah dan kerja kita tidak berantakan. Saya bahkan beberapa kali tidak tidur malam karena usai bekerja, harus menyelesaikan tugas kuliah.
saat ini saya kos di Darussalam. Biasanya saya bekerja selama tujuh jam, mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Penulis bernama Barmawi. Mahasiswa UIN Ar-Raniry ini bisa dihubungi melalui email: barmawi.alba95@gmail.com