25 April 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Kiat Rahmad Raih IP Sempurna

Sumberpost.com | Banda Aceh – Rahmad Zakaria Ansar tidak menyangka bisa mendapat Indeks Prestasi (IP) sempurna diawal masa perkuliahan. Pasalnya, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ini merasa tidak maksimal saat ujian akhir semester beberapa bulan lalu.

Pria asal Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, ini berhasil memperoleh IP 4.00 pada semester I. Kabar gembira itu kemudian diberitahukan kepada ibunya di kampung melalui telepon seluler pada akhir Februari 2016 lalu.

Sang ibu terkejut ketika mendengar IP Rahmad 4.00. Ia mengira itu nilai yang sedikit. Rahmad kemudian menjelaskan kepada ibunya jika itu nilai tertinggi yang bisa diperoleh mahasiswa.

Ibu Rahmad amat senang mengetahui anak ketiganya mengawali perkuliahan dengan nilai sempurna. Begitu juga Rahmad, cukup senang dengan nilai itu.

Kendati demikian, nilai tinggi tak membuat Rahmad jumawa. Ia menyebutkan, sikapnya dalam belajar tak jauh beda dengan teman lain. Namun ada yang selalu ia jaga, yaitu sikap menghargai dosen, siapapun dosen itu.

“Ilmu menjadi berkah ketika kita mampu menghargai siapa yang memberikan ilmu itu,” tutur mahasiswa berumur 19 tahun ini beberapa waktu lalu.

Sejak dulu, ia tidak berkenan untuk mengolok-olok dan mempermalukan guru atau dosennya. Jika ia bertemu dengan dosen yang kurang disukai mahasiswa, ia mengatasi dengan mengerjakan tugas dari dosen dengan sungguh-sungguh, agar disen itu mengetahui bahwa mahasiswanya serius dalam belajar.

Ketika penat belajar, Rahmad memilih untuk menonton atau jalan-jalan sebagai upaya menghilangkan stress dan menenangkan diri. Menurutnya, memaksakan diri untuk belajar akan berdampak buruk.

Selain itu, ia mengingat orang tua di kampung yang menaruh harapan kepadanya untuk membuatnya terus semangat belajar.

Ketika belajar di kelas, ia berusaha fokus dan melupakan semua yang berada diluar konteks pelajaran. Hal ini membantunya merekam materi yang disampaikan.

“Sehingga saat ujian kita hanya mengingat kembali ketika dosen menjelaskan dulu dan rekaman itu akan terputar kembali,” ujar Rahmad. Ia sendiri bercita-cita menjadi Duta Besar Indonesia di negara asing dan ingin keliling dunia.

Menurutnya, mahasiswa juga harus bisa membaca dan memahami psikologis dosen. Jadi, mahasiswa bisa menyesuaikan diri dengan orang yang berbeda-beda.

Teman sekelas Rahmad, Gumilang cahyo Bawono mengatakan, kebiasaan Rahmad yang selalu tepat waktu dan disiplin dalam mengerjakan tugas kuliah dan masuk kelas membuat Rahmad berbeda dari yang lain.

“Ia juga orangnya pekerja keras dan selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan matang dan selalu menjaga keakraban dengan dosen, makanya dapat IP 4.00,” Arfiandika Aulia menimpali. []