10 Mei 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Rezeki Halal Samsirah

Sumberpost.com | Banda Aceh – Samsariah, begitu sapaan wanita berumur 47 tahun itu. Saban hari, sejak pukul 15.00 WIB wanita paruh baya itu sudah bergegas menyusuri bantaran sungai Krueng Cut, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Dibawah terik matahari, Samsariah berendam di dalam air selama tiga jam sembari mengorek-ngorek lumpur dengan pisau dan beberapa peralatan seadanya. Ia mencari tiram untuk dijual di kiosnya di bibir sungai Krueng Cut. Di musim-musim tertentu, ia bahkan harus mencarinya hingga ke pinggiran Lampulo, Banda Aceh.

Usahanya tidak sampai di situ saja. Setelah tiram ditemukan, ia harus membuka cangkang tiram yang telah dikumpulkan untuk diambil dagingnya. Ini tidak mudah. Dibutuhkan tenaga ekstra dengan kekuatan jari-jari tangan untuk menahan cangkangnya yang keras dan tajam. Jika lengah, cangkang akan melukai tangan. Kecekatan tangan dan konsentrasi penuh juga dibutuhkan, agar pisau ia pakai tidak mengenai tangan.

Selanjutnya, daging yang sudah terpisah dari cangkang akan dikumpulkan untuk dijual keesokan harinya. Di gubuk kecil berbentuk kios itulah ia betah menunggu pembeli daging tiram yang sudah dibungkus plastik gula pasir hingga sore hari sampai dagangannya habis terjual.

Sebenarnya, di umur yang sudah tak muda lagi, mencari tiram bukanlah pekerjaan yang layak baginya. Namun nasib berkata lain. Himpitan ekonomi serta terdesaknya kebutuhan sehari-hari membuat Samsariah terpaksa bertahan dengan profesi yang sudah digelutinya sejak ia berumur 12 tahun.

Ia kadang-kadang, Samsariah hanya memperoleh Rp. 100 ribu dari hasil penjualan tiram. Sungguh tidak sebanding dengan usaha dan tenaga yang dikeluarkan. Meski demikian, ia tetap optimis.

Samsariah berharap, ia terus diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa agar dapat terus bekerja dan menjual dagangannya.

“Dulu sebelum tsunami harga tiram cukup murah dijual, hanya Rp. 3.000 per bungkus dengan berat setengah kilogram,” ucap Samsariah beberapa waktu lalu.

Kini harga tiram sudah naik menjadi Rp. 10 ribu perbungkusnya. []

Magang: Ardi Laut Tawar