Paus Terdampar di Alue Naga Ditemukan Mati
Sumberpost.com | Banda Aceh – Seekor Paus jenis sperma terdampar di pinggir pantai Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Kamis (4/8/2016). Ikan jenis mamalia itu awalnya ditemukan oleh mahasiswa Unsyiah yang sedang KKN di kawasan itu.
Anggota Koramil Syiah Kuala yang juga Bintara Pembina Desa (Babinsa) Alue Naga, Misran menceritakan, paus tersebut ditemukan mahasiswa Unsyiah pada Rabu sore, sekira pukul 17.30 WIB. Kemudian, beberapa mahasiswa itu melaporkan ke Geuchik dan diteruskan ke Koramil dan Polsek Syiah Kuala.
“Awalnya mereka mengira itu lumba-lumba,” kata Misran kepada wartawan di lokasi terdampar, Kamis (4/7/2016).
Mendapat laporan itu, sambung Misran, pihaknya langsung terjun ke lokasi dan melihat ada dua paus yang terdampar dengan jarak yang berbeda. Namun, menjelang pergantian hari pada dinihari, satu paus pergi meninggalkan bibir pantai, sedangkan satunya lagi diperkirakan sakit dan mati menjelang subuh tadi.
Ia menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum bisa mematikan penyebab paus itu terdampar. Menurut perkiraan awal, Paus terdampar karena arus deras yang terjadi di perairan selat malaka.
Ditambahkan Misran, pihaknya juga belum bisa memastikan langkah selanjutnya terhadap paus itu. Beberapa instasi terkait sedang melakukan koordinasi untuk menemukan kesepakatan terhadap hewan itu apakah ditenggelamkan atau dikuburkan.
“Kita juga telah menurunkan tim dari Unsyiah untuk mengambil sampel ini untuk diperiksa penyebab kematiannya,” tuturnya.
Bahaya Bakteri Paus
Sementara itu, petugas Satker Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Sabang dan Lampulo, Bustami mengatakan, hewan tersebut sangat berbahaya jika tidak segera ditenggelamkan ke laut.
“Hewan ini kalau sudah mati sangat berbahaya karena bakteri yang sangat tajam bisa menular kepada masyarakat,” kata Bustami.
Menurut Bustami, paus tersebut diperkiran memiliki berat mencapai 2,5 ton dan panjang sekitar 7 meter.
Hingga pukul 15.00 WIB tadi, hewan tersebut masih berada di pinggir pantai Alue Naga. Hewan yang dilindungi ini menjadi pusat perhatian masyarakat Banda Aceh terutama yang berada di kawasan Kopelma Darussalam dan Syiah Kuala. []
Muhammad Fadhil | foto: habadaily.com