Adakan Pertemuan dengan Mahasiswa, Ini Kata Rektor
Sumberpost.com | Banda Aceh – Rektor UIN Ar-Raniry bersama Wakil Rektor III dan Dekan serta Wakil Dekan III se-UIN Ar-Raniry adakan pertemuan silaturahmi dengan mahasiswa kampus tersebut di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry, Jumat (20/10/2016).
Dalam pertemuan itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdhi Ibrahim memberikan tanggapan mengenai tuntutan mahasiswa terkait kinerja dekan dan para pejabat kampus yang tidak layak.
“Sudah dilakukan penilaian mengenai kinerja para pejabat di UIN, 70 persen memang tidak layak. Dan itu akan terus kita evaluasi dalam enam bulan kedepan. Bila tidak loyalitas, Warek III sekalipun kita pecat,” ujar Farid.
Kemudian tidak diundangnya lembaga mahasiswa dalam acara dies natalis UIN Ar-Raniry yang berlangsung beberapa hari lalu. Seharusnya, lanjut Farid, pihak Wakil Rektor III menanyakan hal itu jauh hari sebelum pergelaran Dies Natalis.
“Saya sudah menelepon pihak panitia mengenai list undangan kepada lembaga mahasiswa. Namun pihak panitia lupa mengirim undangan, mengingat begitu banyak yang mereka kerjakan sebelum berlangsungnya acara,” ungkap Farid.
Sementara dugaan korupsi yang ditujukan mahasiswa kepada rektor sangat tidak fair. Mengingat adanya Badan Pengaudit Keuangan (BPK) yang setiap saat memonitoring keuangan kampus dan dugaan terjadinya penyelewengan.
“BPK memantau keuangan kampus hingga sedetil-detilnya, Andi Malarangeng saja sebagai orang terdekat SBY saat menjadi presiden, bisa dijebloskan ke penjara, apalagi seperti Farid Wajdi ini,” ujarnya.
Kemudian mengenai kenaikan SPP, lanjutnya. Itu bukan keputusan rektor, tetapi perintah dari Kementrian Agama. Dan soal kerjasama dengan bank konvensional, dilakukan melalui presentasi dan uji kelayakan secara fair.
“Setiap bank mendapat kesempatan yang sama mempersentasikan diri untuk bekerjasama dengan UIN, tetapi hanya bank mandiri yang lulus. Dan kita harus fair kepada mereka meskipun konvensional, kerena kampus ini milik publik,” ujar Farid.
Farid juga menyesalkan pimpinan Dewan Mahasiswa UIN Ar-Raniry periode 2016-2017 yang kurang berkomunikasi dan bernegosiasi dengan pihak rektorat.
“Sejak dipilih, hingga besok mungkin. Saya belum pernah bertemu dengan Ketua Dema yang baru, dan saya sangat menyesali hal itu,” ujar Farid. []
Sara Masroni