Mahasiswa Subulussalam Pertanyakan Kejelasan Beasiswa
Sumberpost.com | Banda Aceh – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Perantauan Syekh Hamzah Fansuri (HPP-SHaF) Subulussalam Banda Aceh pada Senin siang (21/11/2016) melakukan aksi demonstrasi di depan Masjid Raya Baiturahman, Banda Aceh.
Aksi itu merupakan bentuk protes mahasiswa terkait belum adanya kejelasan terkait beasiswa tahun anggaran 2016 yang dialokasikan kepada mahasiswa asal Subulussalam yang melanjutkan pendidikan diluar daerah tersebut.
Koordinator aksi, Ali Akbar mengatakan, pada 2014 lalu mahasiswa Subulussalam selalu mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kota Subulussalam yang dianggarkan melalui Dinas Pendidikan. Pada saat itu, kata Ali, setiap mahasiswa mendapatkan jatah Rp. 700 ribu.
Kemudian, pada tahun 2015, mahasiswa juga masih mendapatkan beasiswa. Hanya saja, pada 2015 setiap mahasiswa hanya mendapatkan Rp. 200 ribu.
“Tahun kemarin karena sudah sangat banyak mahasiswa makanya dikasih 200 ribu per orang,” jelas Ali.
Untuk tahun ini, Ali mengaku Pemerintah Subulussalam belum memberikan informasi terkait kejelasan kapan beasiswa tersebut dicairkan. Saat ini sudah menjelang akhir tahun.
“Biasanya akhir tahun memang sudah ada pemberitahuan mengenai beasiswa, tapi sampai saat ini sudah akhir tahun pemberitahuan mengenai pengurusan beasiswa belum ada,” katanya.
Disisi lain, Ali mencurigai ada permainan di Dinas Pendidikan Subulussalam terkait anggaran beasiswa tersebut.
Ia meminta Wali Kota Subulussalam segera mencopot Irwan Yasin dari jabatan Kepala Dinas Pendidikan Subulussalam. Menurut Ali, Irwan Yasin sudah gagal membawa pendidikan di Subussalam ke arah yang lebih baik.
Disebutkan Ali, pada 2016 Pemerintah Kota Subulussalam sudah menganggarkan dana untuk Pendidikan sebesar Rp. 1,9 miliyar.
“Di bawah kepimimpinan beliau (Irwan Yasin) sangat banyak program-program yang tidak dilanjutkan, kemudian tingkat prestasi pendidikan di Subulussalam sangat menurut, buktinya pada saat ini pendidikan di Subussalam rapor merah,” kata Ali. []
Muhammad Fadhil